Rabu, 01 Juli 2015 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Dunih 4459
(Foto: Reza Hapiz)
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), memiliki strategi khusus untuk menertibkan pedagang kaki lima (PKL) di ibu kota. Startegi yang dimaksud yaitu dengan menertibkannya dari markasnya langsung.
Markas yang dimaksudnya adalah pemukiman liar yang menempati jalan inspeksi, bantaran sungai, dan di atas saluran air. Semua bangunan tersebut akan dibongkar. Dengan cara itu, diharapkan PKL di ibu kota bisa berkurang.
"Kamu tahu strategi perang tidak? Kamu nyerang musuh apa serang markasnya? Pasti markasnya," katanya di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (1/7).
Ia meyakini, jika markas PKL bisa ditertibkan maka mereka tidak akan kembali berjualan, seperti di Monas. "Ya pokoknya prinsip kita jelas, jalan inspeksi kalau sungainya mau dikeruk kita pasti bongkar. PKL, rumah, toko yang nutupin saluran pasti bongkar," ujarnya.
Cara ini diambil Ahok, karena dia tidak mau peristiwa perusakan Lenggang Jakarta kembali terjadi. Ia juga berharap ke depan ada persaingan sehat antara pedagang Lenggang Jakarta dengan PKL Monas.
"Prinsip saya, saya ingin semua orang itu jadi baik. Kalau ada 1-2 orang tidak baik, ya akan saya sikat. Kalau ada 2 dari 10 orang yang ganggu, 8 orang di dalamnya juga enggak akan saya lepasin. Apalagi kalau kamu enggak punya KTP DKI, pulang kampung saja," tegasnya.
Pihaknya juga telah mempersenjatai personel Satpol PP dengan pentungan, alat kejut, serta pistol. Upaya ini dilakukan agar petugas bisa mengantisipasi pedagang yang bertindak anarkis seperti merusak fasilitas publik atau berniat melukai.