Selasa, 30 Juni 2015 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Agustian Anas 7025
(Foto: doc)
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memperkirakan potensi retribusi parkir tepi jalan atau on the street di ibu kota bisa mencapai RP 1,9 triliun. Hal itu bisa dicapai jika semua lokasi telah dipasangi parkir meter. Saat ini masih terjadi kebocoran sehingga penerimaan retribusi parkir belum bisa maksimal.
Basuki mengakui masih banyak kebocoran pendapatan parkir on the street. Tahun lalu, pendapatan retribusi parkir dari 400 parkir on the street di ibu kota hanya mencapai Rp 7,8 miliar. Tercatat, masih ada kebocoran retribusi parkir sekitar Rp 400 miliar.
"Potensi retribusi parkir di Jakarta itu bisa mencapai RP 1,9 triliun. Itu kalau pakai mesin semua, jadi pakai teknologi," kata Basuki, di Balaikota, Selasa (30/6).
Basuki mencontohkan, retribusi di Jalan Sabang sebelum menggunakan parkir meter hanya terkumpul RP 500 ribu per hari. Namun setelah menggunakan parkir meter, naik menjadi 12 juta per hari.
Hal itu juga terjadi di Kepala Gading dari semula hanya RP 1 juta per hari menjadi RP 50 juta per hari. "Padahal itu petugas parkirnya masih ada yang bermain. Tapi pendapatannya naik berkali-kali lipat," ucapnya.
Bahkan beberapa tahun lalu, lanjut Basuki, pendapatan retribusi parkir hanya mencapai RP 24 miliar. Padahal, Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta harus membayar gaji petugas parkir mencapai Rp 26 miliar. "Artinya kita masih nombok RP 2 miliar untuk bayar pegawai," keluh Basuki.