Selasa, 21 Februari 2023 Reporter: Nurito Editor: Budhy Tristanto 2091
(Foto: Nurito)
Suasana belajar mengajar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Manggarai 05, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (21/2) pagi, tiba-tiba berubah penuh kepanikan akibat goncangan gempa berkekuatan 6,5 M
agnitudo.Beberapa pelajar berusaha menyelamatkan diri dengan berjalan merunduk melalui tangga darurat dengan menutupi kepala mereka dengan tas. Petugas Gulkarmat dan relawan PMI yang ada di lokasi, coba menenangkan para pelajar dan mengarahkan mereka untuk berjalan ke titik kumpul aman. Sebagian murid lainnya diturunkan menggunakan flying fox dari lantai dua gedung sekolah tersebut.
Ada pula beberapa siswa-siswi di lantai tiga yang mengalami luka-luka, diturunkan menggunakan tandu basket yang diikat tali pengaman. Mereka yang mengalami luka langsung ditangani obati tim medis dari PMI dan puskesmas kecamatan.
Ufh, ini bukan kejadian sungguhan lho. Tapi, bagian dari simulasi mitigasi bencana yang dilaksanakan Markas PMI dan Sudin Gulkarmat Jakarta Selatan.
Kegiatan yang diikuti 733 pelajar, termasuk 50 anggota PMR serta 75 personel gabungan dari berbagai unsur ini untuk melatih para siswa, terutama anggota Palang Merah Remaja (PMR) ketika menghadapi bencana seperti gempa bumi atau kebakaran.
Ketua PMI Jakarta Selatan, Abdul Haris mengatakan, pihaknya memilih SDN Manggarai 05 untuk kegiatan simulasi ini karena lokasinya berada di pemukiman padat penduduk yang rentan terjadinya bahaya kebakaran.
"Simulasi mitigasi bencana ini pertama kali di Indonesia pasca pandemi COVID 19. Kenapa dipilih di SDN Manggarai 05 karena lokasinya berada di pemukiman padat penduduk. Jumlah PMR nya juga terbanyaknya di Jakarta Selatan," kata Haris.
Dia berharap, melalui latihan seperti ini anggota PMR berani untuk ikut membantu dalam penanggulangan bencana, baik di sekolah maupun di lingkungannya masing-masing.
"Meski masih usia sekolah, tapi anggota PMR sudah mengetahui apa yang harus mereka lakukan jika ada bencana," tuturnya.
Komandan Rescue Sektor Gulkarmat Kecamatan Tebet, Mey Rizal menjelaskan, dalam simulasi mitigasi bencana dan tanggap darurat ini pihaknya mengerahkan 20 personel. Skenarionya, ada gempa di sekolah tersebut dan pihaknya melakukan evakuasi terhadap 733 siswa dengan sistem penyelamatan di luar gedung.
"Kendala dalam melakukan evakuasi karena obyeknya adalah pelajar sekolah dasar. Sehingga kami harus melakukan edukasi ke siswa terlebih dulu. Alhamdulilah kegiatan berjalan lancar," tukas Rizal.
Sementara, Kepala SDN Manggarai 05, Ribka Mirjam Mahieu, mengapresiasi adanya kegiatan ini. Dia berharap, melalui simulasi ini anak didiknya dapat memahami cara menyelamatkan diri dan tidak panik saat terjadi bencana.
"Kegiatan ini hanya simulasi bagi pelajar. Diharapkan mereka dapat lebih memahami. Sehingga ketika terjadi bencana mereka sudah mengetahui cara menyelamatkan diri, tidak panik dan sebagainya," tukas Ribka.
Kalika Diana Putri Perkasa (11), siswa kelas empat yang juga anggota PMR di sekolah itu, mengaku sempat grogi dan panik karena baru pertama kali mengikuti simulasi seperti ini. Apalagi, di sekolahnya hanya ada satu tangga darurat sehingga siswa harus sabar untuk turun dari lantai tiga ke lantai dasar.
"Awalnya sempat grogi, tapi setelah mengikuti ternyata seru banget. Kita semua menyelamatkan diri dan harus lari ke lapangan karena seolah ada gempa," ungkapnya dengan wajah ceria.