Senin, 20 Februari 2023 Reporter: Folmer Editor: Budhy Tristanto 1862
(Foto: Folmer)
Sampah masih menjadi salah satu masalah krusial di Jakarta. Terlebih, sampah yang dihasilkan setiap harinya mencapai sekitar 7.000-8.000 ton.
Ketua Gerakan Sahabat Perempuan (GSP) Mandiri, Endah S Pardjoko mengatakan, mengacu pada Pergub 77 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah Lingkup Rukun Warga maka penanganan sampah sejak dini perlu dilakukan secara komprehensif.
"Tidak cukup hanya ada bank sampah. Tapi, diperlukan juga insinerator tingkat Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Satelit," ujarnya, saat Focus Group Discussion (FGD) bertajuk "Kapan Jakarta Serius Benahi Sampah", Senin (20/2).
Endah menjelaskan, untuk operasional insinerator ini hanya membutuhkan luasan lahan sekitar 30 meter persegi.
"Meskipun ada produk dari luar negeri, tentu kita sangat mendorong produk lokal untuk bisa digunakan karena dari sisi biaya tentu akan lebih murah," terangnya.
Menurutnya, insinerator skala TPS Satelit ini ada yang berkapasitas hingga 5 ton per hari. Artinya, ini sangat potensial menjadi solusi mengingat daya tampung TPST Bantar Gebang yang kian terbatas dan Intermediate Treatment Facility (ITF) yang belum selesai dibangun.
"Secara komprehensif ada bank sampah dan insinerator ini sangat solutif. Sebab, hasil pengolahan sampah melalui insinerator juga dapat dimanfaatkan untuk pupuk, paving block, pengganti pasir hingga sirtu," bebernya.
Ia menambahkan, dari FGD yang diadakan dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional ini diharapkan akan memberikan gambaran utuh permasalahan sampah dan solusi yang bisa diterapkan.
"Saya berharap, ini akan ada rekomendasi bagaimana Jakarta secara tepat melakukan pengelolaan sampah secara baik dan benar. Kami berkomitmen membantu pemerintah mencari solusi tepat guna untuk penanganan sampah," ucapnya.
Sementara itu, Sub Koordinator Bina Usaha Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup, Sri Mulyati mengatakan, saat ini upaya mengatasi persoalan sampah juga dilakukan melalui peran aktif warga melalui bank sampah.
"Untuk skala besar akan dilakukan melalui pembangunan ITF. Namun demikian, kami sangat terbuka dengan adanya diskusi dan masukan untuk mengatasi persoalan sampah," tandasnya.
Untuk diketahui, FGD ini diinisiasi GSP Mandiri, Forum Pemuda Peduli Jakarta (FPPJ) dan Forum Kolaborasi Komunitas Peduli Sampah Indonesia (Forkallis).
FGD ini menghadirkan narasumber berkompeten di antaranya, Pengamat Kebijakan Publik, Amir Hamzah; serra Sub Koordinator Bina Usaha Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup, Sri Mulyati.