Rabu, 17 Juni 2015 Reporter: Andry Editor: Dunih 3841
(Foto: Ilustrasi)
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI akan menjadikan 25 pasar tradisional di lima wilayah menjadi pasar bebas bahan kimia. Dengan keberadaan pasar tersebut, masyarakat aman berbelanja tanpa takut adanya tambahan zat berbahaya.
Kepala Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan DKI Jakarta, Darjamuni mengatakan, sebagai tahap awal, pasar standar bebas bahan tambahan pangan berbahaya ini akan diuji coba di 25 pasar tradisional meliputi, Pasar Senen, Pasar Kemayoran, Pasar Gondangdia, Pasar Gembrong Baru dan Pasar Bendungan Hilir di Jakarta Pusat. Di Jakarta Utara Pasar Mandiri, Pasar Koja Baru, Pasar Muara Karang, Pasar Sunter Kirana dan Pasar Lokasi Binaan.
Di Jakarta Barat Pasar Pos Pengumben, Pasar Slipi, Pasar Kalideres, Pasar Grogol dan Pasar Meruya Ilir. Di Jakarta Selatan Pasar Mayestik, Pasar Santa, Pasar Tebet Barat, Pasar Cipete Utara dan Pasar Lenteng Agung. Di Jakarta Timur Pasar Jatinegara, Pasar Rawamangun, Pasar Perumnas Klender, Pasar Cibubur dan Pasar Ujung Menteng.
"Jadi satu wilayah ditetapkan lima pasar bebas bahan berbahaya ini. Kita minta kasudin yang mengusulkan pasar di wilayahnya. Nanti kita verifikasi lagi," katanya, Rabu (17/6).
Darjamuni menjelaskan, 25 pasar tradisional yang dipilih dalam program ini akan diuji coba standar komoditinya dari sektor peternakan, perikanan dan pertanian. Pengujian tiga komoditi di pasar-pasar tersebut dimulai sejak bulan lalu sampai dengan akhir tahun nanti.
"Jadi akan kita bawa mobil ke pasar-pasar yang telah dipilih dan melakukan tes standar komoditi untuk memastikan tidak ada bahan berbahaya di sana," ujarnya.
Ia menambahkan, jika dibandingkan dengan tahun 2013, temuan bahan berbahaya di DKI pada tahun ini menurun dari 30 persen menjadi dua persen. Sisa temuan dua persen bahan berbahaya berupa formalin, boraks, pestisida dan sebagainya tersebut berada di wilayah Jakarta Selatan.
"Dua persen temuan bahan berbahaya di pasar itu ada di Jakarta Selatan. Kebanyakan ikan asin," tuturnya.