Sabtu, 10 Desember 2022 Reporter: Yudha Peta Ogara Editor: Toni Riyanto 1815
(Foto: doc)
Penyatuan Badan Musyawarah Masyarakat (Bamus) Betawi dan Bamus Suku Betawi 1982 rencananya dideklarasikan pada 22 Desember 2022. Jelang deklarasi tersebut, dilakukan silaturahmi dan konsolidasi pengurus dan anggota kedua ormas tersebut bersama Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Budaya dan Pariwisata, Marullah Matali, Sabtu (10/12).
Marullah yang hadir secara virtual mengatakan, adanya Bamus Betawi dan Bamus Suku Betawi 1982 hanya dinamika semata dalam berorganisasi, tidak ada perpecahan atau pertikaian.
"Saya sangat menyambut baik dan bersyukur dengan ide penyatuan kaum Betawi. Kita bisa berbeda namun bisa bersatu lagi, ini saya kira menjadi sesuatu yang luar biasa dan sangat bijak," ujarnya.
Marullah menjelaskan, bersatunya Bamus Betawi dan Bamus Suku Betawi 1982 telah menjawab keraguan dari berbagai pihak.
"Kita bisa menunjukkan bisa bersatu, khususnya di hadapan masyarakat Jakarta dan warga dunia pada umumnya, orang Betawi ternyata menyukai persatuan. Kita bangun kembali kampung kita," terangnya.
Menurutnya, terdapat usulan mengemuka untuk adanya revisi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi.
"Saya sudah berdiskusi dengan DPRD dan dalam waktu dekat saya menginisiasi adanya diskusi untuk mendapatkan masukan dari tokoh-tokoh Betawi.," ungkapnya.
Ketua Bamus Betawi, Riano P Ahmad menuturkan, proses penyatuan dua organisasi Betawi saat ini sedang berlangsung. Untuk itu, Riano memohon doa agar penyatuan kedua organisasi ini bisa berjalan baik dan lancar.
"Kita sudah bersepakat menunjuk Pak Marullah sebagai pemimpin adhoc dalam masa transisi ini sebelum Musyawarah Besar (Mubes) di tabun 2023. Harapan saya, beliau ke depan agar bisa menjadi pemimpin di Betawi dan masa transisi ini agar bisa menjadi tuan rumah di kampungnya sendiri," ucapnya.
Riano berharap, nama Bamus Betawi bisa dipertahankan karena juga telah memiliki sejarah panjang dan dikenal masyarakat luas. Tidak kalah penting, nama Bamus Betawi sudah ada dalam Perda Nomor 4 Tahun 2015 dan Pergub Nomor 229 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pelestarian Kebudayaan Betawi.
"Nomenklatur yang ada masih Bamus Betawi. Jadi, saya pikir tidak perlu mempermasalahkan nama, tapi terpenting adalah guyub dan bersatu," tuturnya.
Ketua Bamus Suku
Betawi 1982, Zainuddin atau akrab disapa Bang Oding menambahkan, melalui islah ini diharapkan kaum Betawi bisa berbuat lebih baik ke depan."Bisa lebih berpartisipasi dalam menggerakkan roda pembangunan di Jakarta. Sehingga, masyarakat Betawi bisa semakin maju," bebernya.
Mewakili Majelis Adat Bamus Betawi, Senator DPD RI, Sylviana Murni mengungkapkan, pertemuan ini adalah hasil dari rekonsiliasi yang dilakukan dan menjadi harapan bersama.
"Saya mengapresiasi Pak Marullah yang begitu peduli terhadap bersatunya kedua organisasi ini. Kalau kita guyub tentu semakin banyak yang bisa dikontribusikan bagi warga dan Pemprov DKI," tukasnya.
Silaturahmi yang baik, lanjut Sylvi, akan memiliki banyak manfaat. Untuk itu, silaturahmi ini sangat penting untuk tetap menjaga kekompakan dan persatuan.
"Saya ucapkan selamat kepada masyarakat Betawi, makin guyub, makin sukses, membuat Jakarta dan Indonesia makin maju," imbuhnya.
Sementara itu, salah seorang tokoh Betawi yang juga Ketua Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Provinsi DKI Jakarta, Munir Arsyad sangat senang dan bersyukur dengan bersatunya dua organisasi Betawi.
"Semoga ke depan kita bisa terus bersatu dan kompak baik dalam kehidupan sehari-hari maupun berorganisasi. Betawi ke depan adalah Betawi yang semakin disegani dari semua bidang, tidak hanya seni budayanya saja," tandasnya.