Sabtu, 06 Juni 2015 Reporter: Widodo Bogiarto Editor: Dunih 4118
(Foto: Widodo Bogiarto)
Setelah melalui proses cukup panjang, akhirnya Komunitas Reog Ponorogo (KRP) masa bakti 2015-2020 dikukuhkan di Giri Lawu, Jakarta Selatan. Komunitas ini juga diminta bersinergi dengan pemerintah (baik pusat maupun daerah), BUMN dan BUMD, perusahaan swasta, tokoh-tokoh masyarakat maupun lembaga/institusi lainnya agar senantiasa memiliki kepedulian dan rasa memiliki terhadap kesenian asli Indonesia tersebut.
"Untuk mencapai tujuannya, Komunitas Reog Ponorogo di antaranya akan mengadakan kegiatan seni budaya seperti seminar, edukasi, event, diskusi, lokakarya, pencarian bakat dan lain-lain," ujar Suyatno, Ketua Komunitas Reog Ponorogo yang didampingi Sekretaris M Syaiful Jihad, Wakil Ketua Suparno Nojeng dan Ketua Dewan Pembina Suryo Mulyono, Sabtu (6/6).
Pihaknya juga berkomitmen untuk melestarikan, mengembangkan, meningkatkan kualitas seni budaya serta memasyarakatkan seni budaya Reog Ponorogo di tingkat regional, nasional maupun internasional.
Dalam acara pengukuhan tersebut juga digelar sarasehan yang bertajuk, Reog Ponorogo Masa Lalu, Masa Kini dan Masa Depan. Acara ini makin meriah dengan atraksi 5 dadak merak dari Grup Reog Bantar Angin yang pernah meraih juara dalam Festival Reog Nasional (FRN) di Ponorogo, Jawa Timur pada tahun 2011 dan 2012.
"Komunitas ini terbentuk karena kami memiliki kepedulian dan kecintaan terhadap Reog Ponorogo yang mulai diwacanakan sejak empat tahun lalu. Anggota komunitas ini berasal dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi," kata Suyatno.
Dalam Komunitas Reog Ponorogo tergabung 20 grup Reog Ponorogo yang tersebar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Dua grup reog yang tergabung yakni, Bantar Angin dan Suryo Budoyo pernah menjuarai Festival Reog Nasional (FRN).
"Mengingat Reog Ponorogo merupakan salah satu warisan seni budaya kebanggaan Indonesia yang unik dan memiliki nilai jual pariwisata tinggi, perlu dukungan berbagai pihak," lanjut Suyatno.