Rabu, 03 Juni 2015 Reporter: Nurito Editor: Dunih 2950
(Foto: doc)
Pemprov DKI Jakarta dan Universitas Negeri Jakarta (UNJ), sepakat menjalin kerja sama. Kerja sama difokuskan dalam 4 bidang di antaranya olahraga dan pendidikan yang selama ini menjadi konsen Pemprov DKI.
"Antara Pemprov DKI dan UNJ ini tidak hanya bersinergi di dunia pendidikan. Namun, di bidang olahraga juga bisa disinkronkan, karena sama-sama untuk memajukan pendidikan dan olahraga," ujar Djarot Saiful Hidajat, Wakil Gubernur DKI Jakarta usai menjadi pembicara dalam Dialog Interaktif Membangun Sinergi UNJ dengan Pemprov DKI Jakarta di Gedung Raden Dewi Sartika Kampus UNJ, Rawamangun, Rabu (3/6).
Djarot menambahkan, untuk olahraga akan dilakukan dengan pembangunan sarana olahraga. Sedangkan untuk pendidikan akan dilakukan dengan penyediaan sumber daya manusia (SDM). Sedangkan untuk fokus lainnya yang dikerjasamakan adalah pengembangan industri kreatif dan jasa wisata.
Menurut Djarot, nantinya Pemprov DKI akan membangun wisma atlet berkapasitas 1.000 penghuni, di kawasan Velodrome Rawamangun. Di sini DKI dan UNJ sama-sama memiliki lahan yang sangat memadai. Pemprov DKI bisa membangun 2 gedung dengan kapasitasnya hingga 2.000 penghuni. Jika terealisasi nantinya gedung tidak hanya digunakan untuk Asian Games, ke depan wisma atlet juga bisa digunakan untuk event nasional yang digelar di Jakarta.
Sedangkan untuk pendidikan akan disiapkan SDM untuk guru TK, PAUD dan SD yang berkualitas dan mampu bersaing dengan negara lain. Untuk itu, honor mereka juga harus layak dan memadai.
"Yang bisa disinkronkan juga adalah masalah industri kreatif. Apa yang bisa dikembangkan UNJ tentu bisa dimanfaatkan Pemprov DKI. Sebab, DKI juga memerlukan industri kreatif," imbuh Djarot.
Selain itu setiap hasil penelitian dari UNJ bisa ditindaklanjuti Pemprov DKI. Termasuk dalam pengembangan jasa wisata.
Rektor UNJ, Djaali mengatakan, siap membantu Pemprov DKI dalam mewujudkan empat kesepakatan itu. Termasuk dalam peningkatan kualitas guru. Namun, tidak hanya kualitas pengetahuannya saja namun juga komitmennya. Pihaknya juga ingin merubah karakter yang ada. Yakni dari guru pengajar menjadi guru pendidik.
"Artinya guru itu tidak hanya mampu menransfer ilmu, namun juga nilai-nilai yang baik. Selama ini yang terjadi adalah guru hanya sebagai pengajar dan fungsi pendidiknya masih kurang," tandas Djaali.