Minggu, 09 Oktober 2022 Reporter: Folmer Editor: Erikyanri Maulana 3016
(Foto: Istimewa)
Dalam lima tahun terakhir, perjalanan ekonomi di seluruh dunia, termasuk kota Jakarta tidaklah mudah. Pandemi COVID-19 yang mulai terjadi sejak kuartal pertama 2020 hingga kondisi saat ini di mana terjadi gejolak perang antara Rusia dengan Ukraina, menjadikan tekanan terhadap ekonomi dan ancaman resesi. Hal ini tentu berpengaruh pada pertumbuhan investasi.
“Kita dihadapkan pada kondisi ekstrem tak terduga, pandemi COVID-19 yang melumpuhkan kita selama 2 tahun. Alhamdulillah, semuanya itu tak menggentarkan langkah kita untuk terus bangkit dan bergerak dalam mewujudkan kemajuan Jakarta, yang berkeadilan dan mampu setara dengan kota global," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dikutip dari Siaran Pers PPID Pemprov DKI Jakarta, Sabtu (8/10).
Pemprov DKI Jakarta senantiasa menjaga iklim investasi di Kota Jakarta agar tetap aman dan nyaman bagi investor. Untuk perizinan usaha, Pemprov DKI Jakarta telah melakukan penyesuaian UU Cipta Kerja dalam Peraturan Gubernur mengenai perizinan, digitalisasi rekomendasi teknis ke aplikasi JakEvo dalam pelayanan perizinan, 100% otomasi perizinan online, serta aktivasi sistem perizinan yang menyesuaikan dan terintegrasi dengan Online Single Submission (OSS).
Sejumlah terobosan dilakukan untuk meningkatkan nilai investasi di Kota Jakarta, seperti memberikan layanan asistensi perizinan dan nonperizinan; memfasilitasi permasalahan yang dihadapi investor; menyelenggarakan Forum Bisnis Internasional melalui Jakarta Investment Forum (JIF); berpartisipasi aktif dalam Forum Bisnis Internasional lainnya, seperti InSight Investment Webinar Series berkolaborasi dengan IIPC Singapore, Indonesia-Japan Virtual Business Forum (IJBF), serta turut berpartisapasi dalam World Expo Dubai 2020; kemudian secara aktif menawarkan proyek-proyek potensial kepada investor.
Ekonomi Mulai Pulih
Meski sempat terguncang badai COVID-19 dan ancaman resesi gobal, kapasitas fiskal di Jakarta kembali tumbuh dan menguat. Berdasar SMART APBD DKI Jakarta dan Perda DKI Jakarta Tahun 2022 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta 2022, dalam dua tahun setelah pandemi COVID-19, penerimaan APBD Provinsi DKI Jakarta dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jakarta kembali tumbuh dan menguat di 44,2% dan 46,2%.
Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) tenaga kerja Jakarta bangkit paling cepat setelah menjadi provinsi terdampak pandemi. Saat pandemi menyerang, tingkat pengangguran di Jakarta meningkat tajam, yakni Februari-Agustus 2020 tingkat pengangguran bertambah 5,8%. Namun, dua tahun kemudian, yakni dalam rentang Agustus 2020-Februari 2022 tingkat pengangguran di DKI Jakarta turun 2,95%. Dengan angka ini, Jakarta memimpin pemulihan tingkat pengangguran.
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemprov DKI Jakarta selalu didorong untuk bisa berkembang dan bertumbuh. Selama 4 tahun, BUMD milik Pemprov DKI Jakarta tumbuh sehat dengan pertumbuhan aset pada 2017 mencapai Rp 119 triliun, sementara pada 2021 tuumbuh menjadi Rp 159 triliun.
Perizinan Lebih Cepat
Mengurus perizinan di Jakarta menjadi lebih cepat dan pasti, karena berdasar Instruksi Sekretaris Daerah DKI Jakarta No.100 Tahun 2021, proses penerbitan perizinan paling lambat adalah 57 hari. Dalam praktiknya, proses penerbitan perizinan bisa lebih cepat dari 57 hari. Sebelum adanya aturan ini, pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di Jakarta mencapai 365 hari atau sekitar 1 tahun.
Mengutip data dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) DKI Jakarta, pada periode 2018-2019, rata-rata IMB terbit sebanyak 4.000 per tahun. Namun pada periode 2020-2022, rata-rata IMB terbit sebanyak 9.000 per tahun.
Raih Penghargaan Realisasi Investasi
Pemprov DKI Jakarta melalui DPMPTSP Provinsi DKI Jakarta menerima penghargaan dari Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia atas Capaian Realisasi Investasi Tahun 2021. Penghargaan ini diberikan oleh Kementerian Investasi/BKPM kepada Pemerintah Daerah yang telah memberikan kontribusi besar terhadap pencapaian Realisasi Investasi di Indonesia pada tahun 2021.
Sepanjang tahun 2021, Kementerian Investasi/BKPM mencatat terdapat 34.739 proyek investasi di Jakarta. Jumlah proyek tersebut merupakan yang terbanyak di Indonesia. Berdasarkan laporan yang dirilis oleh Kementerian Investasi/BKPM, realisasi investasi DKI Jakarta pada Januari hingga Desember tahun 2021 sebesar Rp 103,3 triliun yang terdiri dari realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) US$ 3,3 Milyar atau setara dengan Rp 48,6 triliun dan realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 54,7 triliun.
Adapun, realisasi investasi hingga semester satu (Januari-Juni) tahun 2022 mencapai Rp 80,5 triliun. Sementara, target investasi tahun 2022 adalah Rp 124,5 triliun yang diproyeksikan dapat tercapai.
PMDN Cetak Rekor Tertinggi
Berdasar data BPS, tingkat PMDN Jakarta tumbuh tinggi dalam 5 tahun terakhir. Kenaikan dalam 5 tahun terakhir jika dibandingkan dengan 11 tahun sebelumnya, secara rata-rata sebesar >500% atau lebih dari 6 kali lipat. Bahkan, untuk pertama kalinya dalam sejarah nilai PMDN DKI Jakarta pernah menjadi yang tertinggi se-Indonesia, yakni pada tahun 2019 dengan nilai Rp 62 triliun. Nilai PMDN kembali menguat di tahun berikutnya pascapandemi COVID-19.
Pemprov DKI Jakarta terus membuka peluang investasi dan mengajak para investor yang ingin berinvestasi di Jakarta untuk melakukan investasi hijau atau green investment sebagai inisiatif pembangunan kota yang berketahanan dan berkelanjutan. Dengan hadirnya Jakarta Investment Center dan Jakarta Investment Forum, Pemprov DKI Jakarta memfasilitasi calon investor dalam menggali peluang bisnis dan kerja sama, serta mempertemukan calon investor dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pemilik proyek dan pihak pemerintah terkait.
Tahun 2022 ini, ada 15 proyek investasi pembangunan kota berbasis lingkungan yang ditawarkan kepada para investor, di antaranya Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter, LRT Jakarta Fase 2A (Jakarta International Stadium-Rajawali), MRT Fase 3 (East-West), Bus Listrik TransJakarta, Pulau Seribu - Eco Resort dan Eco Theme Park, hingga Wisata Medis bagi Lansia.
Bangkitkan Investasi dengan Wisata Urban
Pemprov DKI Jakarta membuka peluang investasi dari sektor pariwisata urban. Untuk itu, secara aktif, Pemprov DKI Jakarta menggelar aktivitas kolaboratif bersama dengan investor, komunitas dan warga di berbagai lokasi wisata urban dan ruang publik yang ada di Jakarta. Contohnya, dengan aktivasi Kota Tua beberapa waktu lalu yang bernama Festival Batavia Kota Tua dan Festival #IniJakarta.
Gubernur Anies turut mengundang para investor untuk mengaktifkan aset-aset milik BUMN dan privat sebagai contoh adaptive reuse pasca revitalisasi. Adaptive reuse mengacu kepada upaya penggunaan kembali aset dengan menyesuaikan kondisi aset yang ada, dalam hal ini bangunan cagar budaya. Contohnya Tugu Batavia, Bank Indonesia, Cafe Batavia dan lainnya.
Kemudian, Pemprov DKI Jakarta juga melakukan inisiasi untuk membangkitkan ekonomi di Pulau Seribu dengan menjadikan Pulau Seribu sebagai Digital Nomad Island (DNI). Pada ulang tahun Jakarta yang ke-495, bertembat di Pulau Bidadari, Kepulauan Seribu, Gubernur Anies memaparkan bahwa Jakarta dan Bodetabek menjadi rumah ekosistem startup terbesar di Indonesia dengan jumlah sekitar 471 startup atau 39,9% startup di Indonesia sehingga memiliki potensi besar untuk mengembangkan ekosistem digital. Akses infrastruktur digital di Jakarta sangat memadai dibandingkan wilayah lain di Indonesia dengan lebih dari 14.000 spot wifi publik telah tersedia.
“Jakarta memiliki potensi yang luar biasa di sektor pariwisata dan wilayah kepulauan yang masih dapat dikembangkan secara khusus menjadi pariwisata kelas global, dengan membawa konsep digital nomad. Dengan 113 pulau yang dimiliki oleh Jakarta dengan jarak tempuh 1-2 jam, dan potensi kawasan ini dapat mendukung pengembangan ekosistem digital di Indonesia melalui digital nomad,” ujar Gubernur Anies.