Senin, 01 Juni 2015 Reporter: Devi Lusianawati Editor: Widodo Bogiarto 3467
(Foto: Devi Lusianawati)
Beragam cara dilakukan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat untuk menekan jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD). Salah satunya menggalakkan self jumantik (juru pemantau jentik). Cara ini dinilai lebih efektif karena setiap orang bisa melakukannya setiap saat, tanpa harus menunggu pengontrolan petugas jumantik yang berkunjung setiap Jumat.
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, Dewi Satiasari mengatakan, self jumantik harus kembali digalakkan, mengingat penderita DBD di Jakarta Barat hingga kini masih menempati posisi kedua tertinggi dari lima wilayah ibu kota. Bahkan tahun lalu tercatat penderita DBD mencapai 364 kasus.
"Self jumantik ini kebiasaan bagus yang sudah mulai ditinggalkan masyarakat. Padahal self jumantik ini sangat efektif menekan jumlah penderita DBD," kata Dewi, Senin (1/6).
Selain menggalakkan self jumantik, menurut Dewi, langkah lain yang dilakukan adalah membentuk Tim Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD (PSN-DBD) yang berfungsi untuk meningkatkan kewaspadaan dan pencegahan penyakit DBD di Jakarta Barat.
Dikatakan Dewi, SK pembentukan PSN-DBD sudah diteken Walikota Jakarta Barat, Anas Effendi sejak 20 Mei lalu. Ia mengharapkan penerbitan SK ini dapat meningkatkan kinerja terencana, terpadu dan terkoordinir dalam pelaksanaan PSN.
Dewi menambahkan, sejak Januari-Mei, terdapat 293 kasus DBD. Dari delapan wilayah kecamatan, Kecamatan Grogol Petamburan menempati posisi terbanyak penderita DBD