Sabtu, 03 September 2022 Reporter: Anita Karyati Editor: Budhy Tristanto 5166
(Foto: Anita Karyati)
Sebanyak 600 guru dari negara-negara ASEAN dan berbagai wilayah Tanah Air, mengikuti rangkaian kegiatan ASEAN+1 Council of Teachers Convention k
e-36. Kegiatan yang diadakan di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, 2 hingga 4 September, dibuka Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Sabtu (3/9).Dalam sambutannya Anies mengatakan, pandemi COVID-19 membawa tantangan besar bagi dunia pendidikan. Sehingga, institusi pendidikan, siswa, dan orang tua harus cepat beradaptasi dengan penggunaan teknologi untuk pembelajaran jarak jauh dan lingkungan belajar online.
Selain sebagai alat, lanjut Anies, teknologi dapat menjadi jalan keluar untuk memecahkan masalah utama dalam sistem pendidikan, seperti akses, kualitas dan keadilan sosial.
"Kami percaya guru sebagai fasilitator proses pembelajaran, memiliki banyak pilihan untuk merancang dan menerapkan model pembelajaran yang berbeda di kelas mereka, baik kelas fisik maupun virtual," katanya.
Anies berharap, melalui Konvensi ACT+1 ke-36 ini seluruh anggota dan peserta dapat saling sharing dalam meningkatkan layanan pendidikan di negara dan wilayah masing-masing.
"Semoga diskusi ini akan menginspirasi institusi kami untuk memulai kolaborasi dengan sistem pendidikan internasional dan lokal, yang memainkan peran integral dalam membentuk tenaga kerja masa depan," ungkapnya.
Sementara, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi menjelaskan, kegiatan ini mengusung tema Pulih dari Pandemi: Merancang Pendidikan Pasca Pandemi di Dunia yang Menyatu dengan Tekhnologi Digital (Recovering from the Pandemic: Designing Post Pandemic Education in Digitally Infused World).
"Tema ini dipilih karena para pendidik sangat menyadari dampak pandemi COVID-19 terhadap dunia pendidikan," kata Unifah.
Kegiatan ini, lanjut Unifah, diikuti sekitar 300 guru dari Korea Selatan dan negara-negara ASEAN (Malaysia, Singapura, Thailand, Filiphina, Vietnam dan Brunei Darussalam) serta 300 guru dari Indonesia.
"Indonesia seharusnya menjadi tuan rumah ACT+1 Convention ke-36 pada 2020. Namun karena merebaknya pandemi Covid-19, namun baru bisa diselenggarakan tahun ini," jelasnya.
Disampaikan Unifah, ASEAN+1 Council of Teachers (ACT) merupakan perkumpulan organisasi guru di kawasan Asia Tenggara yang pembentukannya diprakarsai Indonesia pada 1978.
Menurut Unifah, pertemuan ACT ini diselenggarakan setiap tahun dengan tuan rumah bergiliran di antara para anggotanya untuk pertukaran pengetahuan dan pengalaman soal penyelenggaraan pendidikan.
"Pada 2012 organisasi guru Korea Selatan bergabung, sehingga perkumpulan ini bernama ACT+1," ungkapnya.
Sebagai salah satu organisasi profesi guru di Asia dan Dunia, lanjut Unifah, ACT+1 berusaha memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas guru dan pendidikan, baik dalam level nasional maupun internasional
"Didalam kegiatan ini nantinya semua organisasi guru dan peserta konferensi akan menyampaikan pengalaman dan sumbangan pemikirannya untuk kemajuan pendidikan. Diharapkan kolaborasi ini meningkatkan kerjasama anggota ACT+1 dalam bidang pendidikan khususnya guru," tuturnya.