Senin, 25 Mei 2015 Reporter: Nurito Editor: Lopi Kasim 4635
(Foto: Nurito)
Ratusan buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBI) menggelar aksi demonstrasi di depan kantor walikota administrasi Jakarta Timur, Senin (25/5) berlangsung ricuh. Bahkan, buruh memblokir Jl Soemarno atau Jl Sentra Primer Timur. Beruntung, aksi yang dikawal ketat puluhan petugas kepolisian dan Satpol PP tidak sampai anarkis.
Akibatnya, kemacetan arus lalu lintas terjadi sepanjang sekitar 5 kilometer. Kendaraan dari arah Pulogebang menuju Pondok Kopi harus antre melintas melalui jalur bus Transjakarta Koridor 11 (Kampung Melayu-Pulogebang).
"Ada 250 buruh di PHK begitu saja oleh perusahaan. Kami minta Sudin Nakertrans turun tangan. Sayangnya surat kami belum ditanggapi juga makanya kami kembali berdemo, mempertanyakan penanganan kasus pemecatan sepihak ini," ujar Syaiful, salah seorang pendemo.
Terkait hal tersebut, Kasudin Nakertrans Jakarta Timur, Anwir Ismail mengatakan, kasus PT The Master Steel sebenarnya sudah final. Bahkan, sudah dilakukan pertemuan tripartit, antara perusahaan, buruh dan Sudin Nakertrans. Pihaknya sudah mengeluarkan anjuran bagi kedua belah pihak. Yakni perusahaan harus memberikan pesangon pada 250 buruh yang di PHK, sesuai aturan berlaku.
"Anjuran itu untuk kedua belah pihak, buruh maupun perusahaan. Namun anjuran itukan bisa diterima atau ditolak oleh kedua pihak. Dalam kasus ini sepertinya pihak buruh menolak anjuran," ujar Anwir Ismail.
Sesuai mekanisme yang ada, jika menolak anjuran maka buruh bisa melanjutkan kasusnya ke Pengadilan Hubungan Industrial (PHI). Dengan catatan, dalam dalam 10 hari, buruh harus melaporkan kasus itu ke Sudin Nakertrans. Buruh juga harus melampirkan bukti-bukti untuk proses peradilan.
Kecuali, jika kedua belah pihak menerima anjuran, tidak ada masalah. Itupun harus ada perjanjian bersama agar tidak ada intervensi satu sama lain.