Jumat, 02 September 2022 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Andry 1741
(Foto: Aldi Geri Lumban Tobing)
Bank DKI berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja positif di pertengahan 2022.
Berdasarkan laporan keuangan periode Juni 2022, Bank DKI sukses mencatatkan pertumbuhan laba sebesar 30,64 persen (yoy) menjadi Rp 504,90 miliar dari sebelumnya di kuartal II 2021 sebesar Rp 386,47 miliar.
Direktur Utama Bank DKI, Fidri Arnaldy mengatakan, indikator kinerja keuangan Bank DKI mencatatkan pertumbuhan yang baik, termasuk di antaranya total aset yang tumbuh sebesar 28,99 persen, dari semula Rp 56,73 triliun pada kuartal II 2021 menjadi Rp 73,17 triliun pada kuartal II 2022.
Selain itu, Bank DKI juga mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 20,15 persen pada kuartal II 2022 menjadi Rp 43,64 triliun dibandingkan kuartal II 2021 sebesar Rp 36,32 triliun.
Fidri menjelaskan, pertumbuhan kredit terjadi pada seluruh segmen, dengan pertumbuhan segmen mikro yang memiliki presentase pertumbuhan tertinggi sebesar 34,77 persen pada kuartal II 2022.
Pertumbuhan penyaluran kredit tersebut juga didukung dengan perbaikan kualitas aset Bank DKI yang ditandai penurunan rasio NPL 2,26 persen pada kuartal II 2022 atau mengalami perbaikan dibandingkan kuartal II 2021 sebesar 3,03 persen.
Selain kredit, Bank DKI juga berhasil mencatatkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 35,12 persen (yoy) dari semula sebesar Rp 44,95 triliun pada kuartal II 2021 menjadi sebesar Rp 60,73 triliun pada kuartal II 2022.
“Pertumbuhan DPK tersebut utamanya didorong pertumbuhan Dana Giro sebesar 30,70 persen dari semula sebesar Rp 11,07 triliun pada kuartal II 2021 menjadi sebesar Rp 14,47 triliun pada kuartal II 2022,” ungkap Fidri, Jumat (2/9).
Sementara itu, Direktur Keuangan dan Strategi Bank DKI, Romy Wijayanto menyampaikan, pertumbuhan laba kuartal II 2022 sebesar 30,64 persen utamanya ditopang pertumbuhan pendapatan bunga bersih yang tumbuh 9,68 persen dari Rp 1,30 triliun pada kuartal II 2021 menjadi Rp 1,43 triliun pada kuartal II 2022.
“Efisiensi beban bunga menjadi faktor utama yang memberikan dampak positif bagi pertumbuhan laba Bank DKI melalui penjagaan tingkat Cost of Fund pada level terbilang rendah,” terangnya.
Romy mengutarakan, Fee Based Income juga memberikan kontribusi positif terhadap laba yang tumbuh 27,97 persen dari semula sebesar Rp 206,45 miliar pada kuartal II 2021 menjadi sebesar Rp 264,19 miliar pada kuartal II 2022.
Pencapaian Pre-Provisioning Operating Profit (PPOP) pada kuartal II 2022 tercatat sebesar Rp 797,24 miliar atau meningkat 26,97 persen dibandingkan dengan kuartal II 2021 sebesar Rp 627,91 miliar.
Romy menjelaskan, berbagai pencapaian kinerja yang dilakukan tersebut telah mampu mendorong peningkatan rasio rentabilitas Bank DKI pada kuartal II 2022.
“Hal tersebut ditandai pertumbuhan rasio Return on Equity (ROE) yang telah mampu mencatatkan double digit pada kuartal II 2022 sebesar 10,72 persen, atau meningkat dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar 8,69 persen,” urai Romy.
Ia menambahkan, rasio Return On Asset (ROA) pada kuartal II 2022 dapat terjaga pada level 1,85 persen, di mana semula tercatat sebesar 1,87 persen pada kuartal II 2021.
Sejalan dengan berbagai upaya efisiensi yang dilakukan selama 2022, Bank DKI berhasil menekan rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang tercatat sebesar 75,80 persen pada kuartal II tahun 2022, membaik dibandingkan dengan kuartal II 2021 sebesar 76,98 persen.
“Seiring dengan pertumbuhan kredit yang terjadi, Loan to Deposit Ratio atau LDR Bank DKI turut meningkat di kuartal II 2022 yang tercatat sebesar 71,86 persen dibandingkan bulan-bulan sebelumnya masih berada d ibawah 70 persen,” tandas Romy.