Kamis, 01 September 2022 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Andry 1584
(Foto: doc)
DKI Jakarta menduduki urutan pertama cakupan imunisasi tambahan campak rubela se-Indonesia.
Tercatat, 648.037 anak usia 9-59 bulan di Jakarta sudah divaksin campak rubela per 30 Agustus 2022.
Jumlah ini setara 90,54 persen dari target Bulan Imuniasi Anak Nasional (BIAN) di Jakarta yang ditetapkan 715.786 anak.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Widyastuti mengatakan, keberhasilan ini tidak lepas dari kolaborasi seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) mulai dari tingkat provinsi hingga kelurahan. Tidak terkecuali, peran serta masyarakat yang sadar akan pentingnya vaksin campak rubela.
“Alhamdulillah, berkat bantuan semua pihak, hari ini DKI Jakarta bisa masuk di urutan pertama cakupan imunisasi tambahan campak rubela dalam rangka eliminasi campak rubela 2023,” ujarnya, Kamis (1/9).
Widyastuti menjelaskan, berbagai strategi untuk meningkatkan cakupan imunisasi tambahan campak rubela dilakukan. Di antaranya, melakukan penyisiran ke RT/RW gemuk, posyandu, PAUD dan sekolah pada hari kerja. Termasuk taman maupun ruang hijau terbuka pada pagi dan sore hari.
Sedangkan pada akhir pekan, dibuka layanan BIAN di tempat umum yang banyak didatangi balita dan lokasi keramaian.
“Masyarakat mungkin ada yang tidak berkenan ke puskesmas, sehingga kita buka layanan di kantor RT/RW, RPTRA, masjid. Lokasi keramaian dan tempat wisata juga menjadi atensi seperti Kota Tua, TIM, Ancol dan pusat-pusat perbelanjaan," urai Widyastuti.
Menurut Widyastuti, dalam kegiatan ini, para koordinator wilayah kecamatan dan puskesmas menentukan lokasi Rapid Convenience Assessment (RCA) dan melakukan penyisiran BIAN.
Koordinator wilayah selanjutnya akan melaporkan hasil penyisiran harian di tiap lokasi dan jumlah anak dengan prioritas lokasi gemuk, rusun padat penduduk dan kawasan kumuh.
“Kalau masih ada warga yang antivaksin dan isu halal haram, kita tunjukkan video Ketua MUI dan Ketua DMI. Bersamaan dengan itu, kami berikan nomor telepon yang bisa dihubungi jika pasien berubah pikiran,” kata Widyastuti.
Widyastuti menambahkan, pihaknya juga berkolaborasi dengan berbagai elemen menggencarkan promosi kesehatan, baik melalui pengeras suara masjid, spanduk, radio, videotron, media massa dan lain-lain.
“Semua sentra vaksin kolaborator dan rumah sakit hingga klinik umum yang membuka vaksin COVID-19 wajib buka layanan BIAN juga,” tandasnya.
Perlu diketahui, DKI Jakarta menduduki urutan pertama cakupan imunisasi tambahan campak rubela se-Indonesia dengan capaian 90,54 persen dari target, disusul Jawa Timur (85,8 persen) pada urutan kedua dan Jawa Tengah (83,7 persen) di urutan ketiga.