Selasa, 09 Agustus 2022 Reporter: Yudha Peta Ogara Editor: Erikyanri Maulana 1113
(Foto: Yudha Peta Ogara)
Kementerian Pertanian bersama Perhimpunan Agronomi Indonesia (Peragi) DKI Jakarta mengadakan bimbingan teknis sosialisasi Program Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Berbasis Korporasi (Propaktani) #episode 572 secara daring pada Selasa (9/8).
Kegiatan itu mengangkat tema Padi Fungsional: Manfaat, Budidaya, dan Pengelolahanya.
Ketua Peragi DKI Jakarta, Sylviana Murni pada kesempatan itu menyampaikan materi mengenai sejarah hadirnya pangan fungsional.
"Kesehatan adalah harta yang paling berharga dalam hidup ini. Filosofi makan telah mengalami pergeseran, di mana makan bukan sekadar untuk kenyang. Tetapi yang paling utama adalah untuk mencapai tingkat kesehatan dan kebugaran yang optimal," ujarnya.
Ia menjelaskan, makanan fungsional FOSHU (Foods For Spesified Health Used) pertama kali diperkenalkan di Jepang pada tahun 1984, yaitu makanan yang memiliki efek spesifik terhadap kesehatan karena ada kandungan senyawa kimia tertentu pada bahan makanan.
Benerapa kriteria pangan fungsional adalah makanan yang sehat dan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi serta memiliki fungsi untuk mencegah dan mengobati penyakit. Kemudian memiliki kandungan komponen aktif yang bisa memberikan manfaat bagi kesehatan di luar manfaat yang diberikan oleh zat-zat gizi yang terkandung di dalamnya.
"Pangan yang secara alamiah maupun telah melalui proses mengandung satu atau lebih senyawa yang berdasarkan kajian-kajian ilmiah dianggap mempunyai fungsi-fungsi fisiologis tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan," lanjutnya.
Selanjutnya, persyaratan pangan fungsional antara lain warna dan penampilan yang menarik serta cita rasa yang enak, bernilai gizi tinggi, dan memberikan pengaruh fisiologis yang menguntungkan bagi tubuh.