Selasa, 12 Mei 2015 Reporter: TP Moan Simanjuntak Editor: Dunih 3756
(Foto: Ilustrasi)
Upaya pengendalian laju pertumbuhan penduduk terus dilakukan Pemkot Administrasi Jakarta Barat. Salah satu yang dilakukan yaitu dengan meningkatkan jumlah peserta Keluarga Berencana (KB) aktif. Hingga Maret 2015 pencapaian peserta KB aktif di Jakarta Barat baru sebanyak 78,32 persen. Jumlah tersebut akan ditingkatkan menjadi 85 persen dalam kegiatan pendataan keluarga yang dilaksanakan dari tanggal 1-31 Mei 2015.
Kepala Badan Pemberdayaan, Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) Pemkot Aministrasi Jakarta Barat, Dyah Kusdewi mengatakan, pendataan keluarga penting dilakukan demi mendapatkan data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan terhadap jumlah penduduk di Jakarta Barat.
Sebagai tahap awal pendataan keluarga dilakukan di kediaman Walikota Jakarta Barat, Anas Effendi, di kawasan Kembangan, Jakarta Barat, Senin (11/5). Sebagai ujung tombak pendataan, Pemkot Administrasi Jakarta Barat mengerahkan sebanyak 2.820 Petugas Perencanaan Keluarga Berencana (PPKB). Rinciannya 580 PPKB tingkat RW dan 2.240 PPKB tingkat RT dengan sasaran rumah ke rumah. Mereka akan melakukan wawancara sekaligus memberikan informasi tentang layanan KB bagi pasangan usia subur yang belum ber-KB.
“Ribuan petugas PPKB tersebut kami kerahkan agar semua penduduk di Jakarta Barat terdata, dan datanya benar-benar akurat serta dapat dipertanggungjawabkan,” ujar Dyah, Selasa (12/5).
Perihal pencapaian peserta KB aktif di Jakarta Barat, pihaknya mencatat hingga bulan Maret 2015, dari Perkiraan Permintaan Masyarakat-Program Keluarga Berencana (PPM-KB) sebanyak 284.820, diketahui sebagai peserta KB aktif sebanyak 248.701 atau 78,32 persen. Sedangkan pencapaian peserta KB baru dari bulan Januari-Maret 2015 dari PPM sebesar 109.976 akseptor yang menjadi peserta KB baru sebanyak 24.951 akseptor atau 21,69 persen.
“Untuk itu demi menekan laju pertumbuhan penduduk dalam rangka kegiatan tersebut, kami akan meningkatkan target dari 78,32 persen menjadi 85 persen,” ucap Dyah.
Sementara itu, Walikota Jakarta Barat, Anas Effendi meminta pendataan keluarga harus dilaksanakan dengan serius. Dengan kegiatan tersebut, ia berharap akan tersedia data keluarga yang akurat.
“Data tersebut sangat penting sebagai dasar perencanaan pembangunan dan intervensi program pembangunan kependudukan, pembangunan sosial ekonomi dan lain sebagainya,” tandas Anas.