Senin, 25 Juli 2022 Reporter: Folmer Editor: Erikyanri Maulana 1457
(Foto: Folmer)
Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) terus berkomitmen menyelenggarakan kampus inklusif. Selama lebih dari 20 tahun lamanya, UMJ menerima penyandang disabilitas untuk menempuh pendidikan.
Berdasarkan data tahun ajaran 2022/2022, sebanyak 24 mahasiswa berkuliah di sejumlah fakultas di antaranya Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Agama Islam, Ilmu Pendidikan, Hukum dan Ekonomi dan Bisnis.
Wakil Rektor IV Bidang Kemahasiswaan dan AIK, Dr Septa Candra, SH, MH mengatakan, UMJ sejak lama memiliki kesadaran memberikan pendidikan sebagai hak bagi seluruh bangsa tidak tekecuali penyandang disabilitas sesuai UU No 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.
"Atas dasar kemanusiaan dan ajaran agama Islam, UMJ berkomitmen untuk menjadi kampus inklusif yang membuka akses pendidikan bagi siapapun tanpa terkecuali," ujar Septa Candra, Senin (25/7).
Ia memaparkan, banyaknya fakultas dan program studi menarik minat penyandang disabilitas untuk dapat berkuliah. Hal tersebut juga menjadi dorongan besar bagi UMJ untuk membuka akses bagi penyandang disabilitas.
“Mereka masih mungkin bisa mengikuti perkuliahan beberapa prodi,” paparnya.
Alhasil, lanjut Septa, UMJ semakin serius menyelenggarakan pendidikan inklusif dengan bertambahnya jumlah mahasiswa disabilitas.
“UMJ akan terus memberikan ruang untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa disabilitas, bahkan dengan mitra kerja sama baik pemerintah maupun swasta,” katanya.
Ia juga berharap pelayanan, fasilitas dan aksesibilitas bagi mahasiswa penyandang disabilitas semakin berkembang. UMJ juga berkomitmen menyelenggarakan pendidikan inklusif agar dapat memberikan dampak dan mencerahkan bagi masyarakat.
"Kami berharap ke depannya semakin banyak jumlah mahasiswa disabilitas yang mengikuti pendidikan dan UMJ bisa memberikan pelayanan terbaik, beasiswa dan kenyamanan bagi mahasiswa disabilitas,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, Disabled Care Community (DCC) yang merupakan wadah komunitas mahasiswa penyandang disabilitas resmi didirikan di UMJ pada tahun 2018 DCC telah banyak berkontribusi baik di dalam maupun luar kampus.
"Pengurus dan anggota DCC memberikan pendampingan bagi calon mahasiswa baru penyandang disabilitas untuk memilih program studi, melakukan proses administrasi, hingga resmi terdaftar sebagai mahasiswa di UMJ," ungkapnya.
Sementara Ketua Pembina DCC, Dr Usni, S.IP., M.Si., menambahkan, wadah DCC didirikan untuk medorong potensi mahasiswa disabilitas, sehingga setelah lulus kuliah dapat bergabung di tengah masyarakat.
Selain itu, keberadaan mahasiswa disabilitas juga didukung oleh relawan. Melalui DCC, para relawan direkrut untuk mendampingi mahasiswa dalam melakukan beberapa aktivitas seperti ujian, urusan administrasi, dan lain-lain.
"UMJ menjadi satu-satunya PTMA di Jabodetabek yang membuka akses pendidikan bagi penyandang disabilitas. Oleh karenanya UMJ terus berupaya untuk terus melakukan perbaikan dan perkembangan terkait pelayanan dan fasilitas bagi mahasiswa disabilitas," tandasnya.