Selasa, 12 Mei 2015 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Dunih 2566
(Foto: Reza Hapiz)
Jasa prostitusi di ibu kota kini tidak hanya dipasarkan lewat cara-cara konvensional saja, tapi juga sudah merambah dunia online hingga memudahkan penggunanya melakukan transaksi. Kondisi ini membuat miris sejumlah kalangan, tak terkecuali juga Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidajat. Ia pun punya cara tersendiri agar prostitusi tersebut bisa ditangkal peredarannya di ibu kota.
Mantan Walikota Blitar itu mengusulkan agar pengguna jasa prostitusi dipublikasikan untuk menimbulkan efek jera lantaran malu. Sedangkan untuk bisa menangkap para pelakunya adalah dengan melakukan jebakan. Nantinya baik pengguna jasa maupun pekerja seks komersial (PSK) sama-sama dipublikasikan. Cara tersebut dinilai ampuh untuk membuat para pengguna dan PSK kapok.
"Kalau ditawarin ya kita ambil, lalu kita jebak. Maksud saya siapa pun itu dibuka saja, yang ketangkap karena kita ingin transparan siapa penggunanya. Buka saja. Kalau kita melawan prostitusi, begitu caranya," kata Djarot, di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (12/5).
Djarot menilai perlu adanya sistem yang dapat mengetahui siapa-siapa saja warga yang menjadi pengguna jasa tersebut. Sebab, Djarot menilai adanya jasa prostitusi juga tak lepas dari adanya permintaan. Diharapkan dengan adanya sistem tersebut antara pengguna maupun PSK akan merasa malu.
Dia pun cukup terkejut dengan banderol harga PSK yang menembus angka hingga ratusan juta rupiah. Dirinya heran dengan sejumlah kalangan yang mau mengeluarkan uang dengan jumlah yang fantastis untuk kegiatan prostitusi. "Mahal banget. Itu satu tahun atau lima tahun? Sehari ya? Bukan langganan 5 tahun sekian," candanya.
Seperti diketahui Polres Jakarta Selatan baru-baru ini mengungkap praktik prostitusi online yang melibatkan kalangan artis. Bahkan, tarif yang dipatok pun cukup tinggi antara puluhan hingga ratusan juta rupiah.