Rabu, 06 Juli 2022 Reporter: Folmer Editor: Erikyanri Maulana 1524
(Foto: Folmer)
Berbagai upaya dan langkah strategis terus dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk mengatasi permasalahan banjir.
Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekda Provinsi DKI Jakarta, Afan Adriyansah mengatakan, berbagai upaya penanggulangan banjir yang selama ini gencar dilakukan berdampak pada pengurangan titik genangan.
“Penanganan banjir di Jakarta bukan hal mudah. Kota Jakarta perlu menyeimbangkan laju ekonomi dan pelestarian lingkungan. Untuk mencapai hal itu dalam pemanfaatan ruang dilakukan secara efektif untuk setiap jengkal tanah di Jakarta,” ujar Afan Adriansyah, saat media briefing, konsultasi publik, dan jelajah taman bertema "Pemanfaatan Solusi Berbasis Alam untuk Warga Jakarta" di Hotel Westin, Jakarta Selatan, Rabu (6/7).
Ia memaparkan, Gubernur DKI Jakarta memiliki konsep mengkombinasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) menjadi Ruang Terbuka Biru (RTB). Salah satu contohnya yakni Tebet Eco Park.
"Di saat musim kemarau, RTH difungsikan sebagai RTH. Sementara saat musim hujan dalam kondisi diperlukan, disiapkan sebagai sarana pengendali banjir," jelasnya.
Ia mengungkapkan, saluran air di Jakarta tidak akan sanggup menampung curah hujan ekstrim. Sebab, kapasitas daya tampung saluran Kota Jakarta hanya untuk menampung air hujan sekitar 100 hingga 125 milimeter per hari.
“Dalam kondisi tertentu, air hujan akan ditahan sementara di taman atau RTH. Saat kondisi saluran kota sudah surut, barulah air hujan dialirkan," jelasnya.
Ditambahkan Afan, Pemprov DKI Jakarta saat ini terus melaksanakan program pembangunan untuk pengendalian banjir.
"Program pengendalian banjir yang sedang dikerjakan dan ditargetkan rampung tahun 2022 di antaranya pembangunan sembilan polder, pembangunan empat waduk dan peningkatan kapasitas di dua aliran kali yakni Ciliwung dan Pesanggarahan," tandasnya.