Kamis, 30 Juni 2022 Reporter: Yudha Peta Ogara Editor: Erikyanri Maulana 1606
(Foto: doc)
Anggota DPD RI yang juga Senator DKI Jakarta Fahira Idris mengapresiasi kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkait dampak perubahan puluhan nama jalan di Provinsi DKI Jakarta dengan nama tokoh Betawi dan tokoh Jakarta. Salah satunya proses penyesuaian berbagai dokumen warga mulai dari kependudukan, pertanahan, dan kendaraan bermotor yang mudah dan tanpa biaya atau gratis.
Fahira mengatakan, dampak kebijakan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan mengganti puluhan nama itu sudah dikaji secara matang. Bahkan Pemprov DKI Jakarta secara proaktif memberikan layanan jemput bola bagi warga terkena dampak perubahan nama jalan secara bertahap mulai Rabu (29/6).
Posko-posko layanan jemput bola berpindah lokasi secara acak tiap hari hingga semua warga terdampak memiliki data kependudukan dengan alamat terbaru.
"Penyesuaian terhadap berbagai dokumen warga digratiskan serta dipermudah prosesnya. Jadi dampaknya juga sudah diantisipasi Pemprov DKI Jakarta seiring kebijakan pergantian nama ini digulirkan," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Beritajakarta.id pada Kamis (30/6).
Ia melanjutkan, beragam antisipasi terhadap dampak penggantian nama jalan di Jakarta itu telah dikoordinasikan bersama para pihak terkait sehingga warga tidak perlu khawatir.
Fahira mengungkapkan, bagi warga terdampak kebijakan yang belum melakukan perubahan, data lama masih tetap berlaku. Dengan kata lain, semua dokumen eksisting yang dimiliki warga dianggap masih sah sampai habis masa berlaku.
"Untuk warga yang ingin melakukan perubahan bisa segera langsung mendatangi kantor disdukcapil atau mendatangi posko-posko layanan jemput bola. Saya apresiasi layanan jemput bola ini. Benar-benar memudahkan warga
yang terdampak," ucapnya.Setelah warga mengganti dokumen kependudukan, maka secara bertahap bisa melakukan penggantian dokumen lain sesuai dengan kebutuhan layanan. Pergantian nama jalan dengan nama tokoh-tokoh Betawi dan tokoh Jakarta menurutnya adalah sebuah keniscayaan.
"Selain untuk menghormati pribadi-pribadi yang berjasa bagi kota ini, juga sebagai edukasi bagi setiap generasi bahwa di kota ini banyak pribadi-pribadi yang konsisten dan tangguh berjuang bagi kemajuan Jakarta,” tandasnya.