Rabu, 29 Juni 2022 Reporter: Nurito Editor: Budhy Tristanto 1958
(Foto: Nurito)
Pengabadian nama sejumlah tokoh Betawi untuk nama jalan di Jakarta patut diapreiasi, karena itu merupakan salah satu bentuk penghormatan dan penghargaan terhadap jasa dan perjuangan mereka. Hal ini diutarakan Iwan Setiawan, salah satu tokoh masyarakat Betawi asal Condet,Jakarta Timur, Rabu (29/6).
Selain bentuk penghargaan dan penghormatan, menurut Iwan, pencantuman nama tokoh Betawi ini juga agar masyarakat, terutama generasi muda Jakarta, bisa mengetahui sejarah perjuangan serta andil tokoh-tokoh tersebut dalam membangun kota ini sesuai bidangnya masing-masing.
"Jangan sampai anak cucu kita nanti tidak tahu kalau di kampungnya dahulu ada pahlawan terkenal. Dengan ditulis sebagai nama jalan maka semua akan tahu," ucap Iwan.
Dia mencontohkan nama Entong Gendut yang menggantikan nama Jalan Budaya di kawasan Condet. Menurutnya, ini merupakan bentuk penghormatam sekaligus pengenalan sejarah terhadap tokoh pejuang rakyat Betawi ini.
Diketahui, Entong Gendut merupakan pendekar dan tokoh masyarakat di daerah Condet yang tegas menentang pemeritah Hindia Belanda pada
1916. Bersama sekitar 100 pengikutnya yang kebanyakan adalah petani kala itu, Entong Gendut melakukan perlawan kepada tuan tanah dan pemerintah kolonial yang bertindak sewenang-wenang dan menindas rakyat."Lumrah apabila namanya diabadikan sebagai nama jalan saat ini," tuturnya.
Soal pro dan kontra soal perubahan nama jalan ini, Iwan menilai, sebagai kewajaran di era demokrasi.
Namun, dia tidak sepandapat dengan anggapan yang menilai bahwa perubahan nama jalan ini mempersulit data administrasi kependudukan warga.
"Pemprov DKI pasti akan membantu proses perubahan data ini, termasuk instansi lain yang terkait seperti Kepolisian untuk pembuatan SIM dan STNK," pungkasnya.