Jumat, 10 Juni 2022 Reporter: Folmer Editor: Erikyanri Maulana 2168
(Foto: Folmer)
Warga 14 RT di RW 15 Menteng Atas, Setiabudi, Jakarta Selatan semakin gencar memilah sampah anorganik dari rumah masing masing.
Sampah anorganik yang dipilah selanjutnya disetorkan ke Bank Sampah Salam 15 yang telah beroperasi sejak setahun lalu.
Pemilahan sampah warga RW 15 Menteng Atas sesuai dengan program Pekan Gerakan Jakarta Sadar Sampah yang telah dicanangkan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Petugas 3R Bank Sampah Salam 15, Atin Supriatin mengatakan, pemilahan sampah anorganik warga RW 15 Menteng Atas mencapai sekitar 600 kilogram setiap bulan.
“Antusias warga di 14 RT dalam memilah sampah anorganik sejak berdiri Bank Sampah Salam 15 setahun lalu semakin meningkat," ujar Atin Supriatin, Jumat (10/6).
Ia memaparkan, sampah anorganik yang dipilah warga dari rumah masing masing dan disetorkan ke Bank Sampah Salam 15 memiliki nilai ekonomis. Di antaranya botol air mineral per kilogram dihargai Rp 4.200, kardus Rp 2.900, dan tembaga merah Rp 73 ribu.
"Total sebanyak 45 item sampah anorganik yang dipilah warga memiliki nilai ekonomis dengan harga bisa berubah, naik dan turun," katanya.
Ia mengungkapkan, sebagian besar sampah anorganik yang dipilah warga RW 15 berupa plastik dan kertas. Setiap bulan, sampah yang dikumpulkan disetorkan ke Bank Sampah.
"Alhasil, pengiriman sampah ke TPA Bantar Gebang berkurang," ungkapnya.
Sementara itu, Lurah Menteng Atas, Wawan Hermawan menuturkan, upaya pengurangan sampah organik dan anorganik terus digencarkan ke warga Kelurahan Menteng Atas.
"Kami berkolaborasi dengan Sudin Lingkungan Hidup Jakarta Selatan untuk melakukan pengelolaan sampah anorganik melalui pendirian bank sampah," tuturnya.
Ia menambahkan, sementara penanganan sampah organik di Kelurahan Menteng Atas yang saat ini gencar digalakkan yakni penyediaan kaleng cat di rumah warga untuk menampung sisa makanan rumah tangga.
"Sampah sisa makanan dari rumah diolah menjadi pupuk kompos," tandasnya.