Rabu, 08 Juni 2022 Reporter: Folmer Editor: Erikyanri Maulana 1663
(Foto: Folmer)
TP PKK DKI Jakarta menggelar kunjungan kerja ke kantor Sekretariat RW 05 Kelurahan Pasar Manggis, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (8/6).
Dalam kunjungannya, Ketua TP PKK DKI Jakarta, Fery Farhati mengapresiasi hadirnya Pusat Informasi dan Konsultasi Keluarga (PIKK) di Kelurahan Pasar Manggis.
Menurut Fery Farhati, keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang dapat mempengaruhi perubahan sosial.
"Penduduk DKI Jakarta memiliki karakteristik beragam dan kompleks. Jadi tugas kita semua menyejahterakan dan menjadi ikhtiar bersama," ujar Fery Farhati didampingi Ketua TP PKK Jakarta Selatan Essie Feransie Munjirin di lokasi acara.
Ia memaparkan, keluarga bahagia terwujud dengan keterlibatan banyak pihak di sekitarnya. Kepedulian bersama membuat keadaan yang tidak diinginkan dalam keluarga urung terjadi.
"Kader PKK memiliki kemampuan pengalaman lain dari ciri yang kurang lebih sama. Mereka harus bisa berinteraksi dengan kelompok lain, belajar dan menerapkan yang terbaik itu akan sangat membantu," paparnya.
Kader, lanjut Fery, PKK juga menjadi garda terdepan untuk memastikan informasi dan kebijakan dalam meningkatkan kesejahteraan di Jakarta.
"Kalau kita mengajarkan sesuatu yang diserap lebih banyak daripada yang mendengarkan. Kader PKK harus aktif menyampaikan informasi ke masyarakat dan berbagi dengan kelompok PIKK lain. Dengan interaksi tersebut wawasan luas, inventaris program banyak dan bermacam-macam," tuturnya.
Sementara Wali Kota Jakarta Selatan, Munjirin mengungkapkan, banyak masalah yang sudah diatasi oleh para kader PKK di antaranya narkoba, KDRT, eksploitasi anak dan sebagainya.
"Kami berharap semua pihak ikut berkolaborasi guna mengentaskan masalah sosial di masyarakat," ungkapnya.
Kepala BNN Kota Jakarta Selatan, Dik Dik Kusnadi menambahkan, pihaknya akan memberikan informasi seputar narkoba kepada para kader.
"Kami akan memberikan pembekalan pengetahuan sekilas info jenis obat-obatan terlarang. Ciri perubahan fisik dan psikis, alibi yang biasa digunakan saat anak membohongi orang tua serta istilah yang sering digunakan saat terlibat narkoba," tandasnya.