Selasa, 28 April 2015 Reporter: TP Moan Simanjuntak Editor: Widodo Bogiarto 4229
(Foto: TP Moan Simanjuntak)
Upaya Pemkot Administrasi Jakarta Barat untuk menanggulangi volume sampah yang terus meningkat dengan cara membangun ratusan bank sampah, ternyata belum berjalan maksimal. Pasalnya, dari 156 bank sampah, hanya 61 bank sampah yang pengoperasiannya efektif.
Kepala Suku Dinas Kebersihan Jakarta Barat, Anggiat Togatorop menyebutkan, keberadaan bank sampah antara lain untuk memiminalisir volume sampah dengan melibatkan masyarakat. Caranya masyarakat dapat mengelolanya dengan melakukan
program mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang (Reduce, Reuse,
dan Recycle)."Sampah rumah tangga juga bisa diolah menjadi kompos yang bernilai ekonomis," kata Anggiat, Selasa (28/4).
Menurut Anggiat, nasabah bank sampah itu sendiri juga akan memperoleh imbalan. Nantinya keuntungan sebesar 15-20 persen akan digunakan untuk operasional bank sampah.
Anggiat memberikan apresiasi atas efektifnya pengoperasian sejumlah bank sampah. Bank sampah itu antara lain yang berlokasi di Delima Putih di RW 03 Kelurahan Kosambi, Ciliber RW 04 Kelurahan Kedoya Utara dan Gria Resik di Rusun Kebersihan Bambu Larangan.
Terkait tidak efektifnya 95 bank sampah lainnya, Anggiat mengaku belum mengetahui faktor penyebabnya. Namun ia berjanji akan terus meningkatkan jumlah bank sampah serta mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam mengurangi volume sampah.
“Keberadaan bank sampah dibentuk secara swadaya, jadi tergantung masyarakatnya sendiri berjalan apa tidak. Tapi yang jelas kami akan upayakan yang tidak efektif tersebut jadi efektif. Karena semakin banyak bank sampah justru semakin baik untuk penanganan sampah di Jakarta Barat,” tandas Anggiat.