Minggu, 01 Mei 2022 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Budhy Tristanto 2996
(Foto: doc)
Dinas Perhubungan DKI mencatat, sebanyak 80.054 pemudik telah diberangkatkan dari tujuh terminal di Jakarta, selama.kurun waktu 25 sampai 30 April 2022.
Kepala Unit Pengelola Transportasi Angkutan Jalan (UPTAJ) Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syamsul Mirwan mengatakan, 80.054 penumpang ini diberangkatkan dari Terminal Kampung Rambutan, Terminal Kalideres, Terminal Terpadu Pulogebang, Terminal Tanjung Priok, Terminal Lebak Bulus, Terminal Grogol, dan Terminal Muara Angke.
Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah penumpang terbanyak berangkat dari Terminal Terpadu Pulogebang dan Terminal Kampung Rambutan dengan rata-rata 4.000 orang per hari selama periode tersebut.
Menurut Syamsul Mirwan mengatakan, lonjakan penumpang di tujuh terminal sudah mulai terjadi sejak H-7 Idulfitri 1443 H atau 25 April 2022. Sedangkan puncak keberangkatan penumpang terjadi pada Jumat (29/4) kemarin.
“Kalaupun memang ada lonjakan setelahnya itu hanya penumpang trayek jarak dekat seperti Sukabumi, Bandung, Tasik. Sedangkan untuk trayek jarak jauh seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur sudah prepare atau berangkat jauh-jauh hari sebelumnya,” ungkap Syamsul, Minggu (1/5).
Kepala Satuan Pelaksana (Kasatpel) Operasional UPTAJ Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Sigit Priebadi menambahkan, sempat terjadi keterlambatan pengangkutan penumpang di sejumlah terminal utama pada H-3 dan H-2 Idulfitri, lantaran pemberlakukan kontraflow di jalan tol dan antrean panjang di Pelabuhan Merak.
Sigit menyatakan, pihaknya telah meminta perusahaan otobus (PO) supaya menyediakan armada bus cadangan untuk mengantisipasi kepadatan penumpang di sejumlah terminal, dampak dari keterlambatan keberangkatan.
“Kita berikan surat izin insidentil terhadap bus pariwisata untuk melayani rute-rute tertentu saja sesuai kebutuhan. Apabila ada kepadatan di satu terminal maka akan diakomodir oleh bus cadangan atau bus pariwisata supaya penumpang tetap terlayani dan tepat waktu sampai tujuan pemudik,” beber Sigit.
Sigit menambahkan, bus cadangan hanya disediakan di terminal utama atau terminal tipe A karena konsentrasi maupun pergerakan penumpang lebih banyak di terminal utama.
“Sedangkan peran terminal bantuan hanya memecah konsentrasi penumpang agar tidak terjadi kepadatan penumpang di terminal utama,” tandas Sigit.