Rabu, 13 April 2022 Reporter: Nurito Editor: Budhy Tristanto 3234
(Foto: Nurito)
Tim Pengendalian Pengawasan Pembangunan Wilayah ( TP3W) Jakarta Timur, Rabu (13/4), menelusuri saluran air pemicu genangan di wilayah RT 04 dan 05 RW 01, Kelurahan Cawang. Saluran eksisting ini sudah timbun puing bangunan setinggi empat hingga lima meter.
Penelusuran saluran ini dilakukan saat survei lokasi untuk pembuatan saluran outlet dari Waduk Cawang ke Kali Ciliwung. Survei melibatkan Bagian Penataan Kota dan Lingkungan Hidup (PKLH) Jakarta Timur, Sudin Sumber Daya Air, Badan Pengelola Aset Daerah, Bagian Hukum, Sudin Bina Marga, Sudin Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan (
CKTRP), serta aparatur kelurahan dan kecamatan.Kepala Bagian (Kabag) PKLH Jakarta Timur, Sarjono mengatakan, dalam mengatasi banjir di RT 04 dan 05 RW 01 Cawang, pihaknya akan membuat saluran air sepanjang 100 meter. titiknya mulai dari outlet waduk yang saat ini tengah dibangun pihak pengembang menuju arah Kali Ciliwung.
“Sebelum membuat saluran air, kita survei dulu lokasinya. Karena katanya ada saluran eksisting yang dibangun tahun 1986 silam. Namun saat ini kondisinya sudah tertutup rapat dan kita harus cari lagi saluran air tersebut,” kata Sarjono.
Menurutnya, saluran eksisting sulit ditemukan karena puing bangunan yang digunakan untuk menguruk ketinggiannya mencapai empat hingga lima meter. Dampaknya setiap hujan deras, pemukiman warga tergenang.
“Kita akan telusuri dulu eksisting saluran air yang ada dari waduk ke Kali Ciliwung, terutama yang melewati lahan milik PT Metropolitan Development. Kemudian kita patok sesuai trase yang ada di rekomtek Dinas SDA,” ungkap Sarjono.
Kasi Pembangunan dan Peningkatan Drainase Sudin Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Timur, Tengku Saugi Zikri menjelaskan, hasil rekomtek Dinas SDA DKI untuk mengatasi genangan di RW 01 Cawang agar dibuatkan saluran air baru. Karena jika harus mencari saluran eksisting yang dibangun tahun 1986 butuh waktu lama.
Diungkapkan Saugi, pencarian saluran air eksisting sudah dilakukan tiga hari berturut-turut dengan menggunakan alat berat. Dikhawatirkan jika terus dipaksakan akan berdampak persoalan baru. Yakni air dari Kali Ciliwung akan mengalir ke pemukiman warga melalui saluran air yang ada.
“Jadi, perlu dibuatkan saluran air yang baru. Namun tadi pemilik lahan ada yang keberatan. Nah ini akan dibahas lagi di tingkat kota," tandasnya.