Rabu, 13 April 2022 Reporter: Anita Karyati Editor: Budhy Tristanto 3528
(Foto: Anita Karyati)
Seiring dengan mulai menurunnya angka kasus aktif COVID-19 di Ibukota serta dibukanya kembali aktivitas perdagangan, penjualan kurma di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, mulai menggeliat kembali.
Berbeda dengan kondisi dua tahun lalu, Ramadan tahun ini pedagang kurma di Blok C dan F Pasar Tanah Abang mengaku adanya peningkatan omzet penjualan yang cukup signifikan. Maklum, karena buah kurma menjadi sajian favorit masyarakat saat berbuka dan sahur.
Andi Dermawan (35), pedagang kurma di Blok F Pasar Tanah Abang mengatakan, hingga masuk hari ke-11 Ramadan tahun ini omzet penjualannya mengalami peningkatan hampir 70 persen dibanding tahun lalu. Meskipun penjualan belum dapat mencapai 100 persen sebelum pandemi, pemilik Toko Kurma Makkah ia yakin akan terjadi peningkatan secara perlahan setelah Haji dan Umroh dibuka kembali.
"Saat ini omzet perhari bisa mencapai Rp 3 juta hingga Rp 5 juta," bebernya, Rabu (13/4).
Andi menerangkan, untuk harga kurma saat ini mulai dari Rp 30 ribu hingga Rp 300 ribu per
kilogram. Harga ini memang mengalami kenaikan 10 persen atau sekitar Rp 5.000 perkilogram dibanding sebelum pandemi."Harga kurma ada kenaikan, tapi tidak terlalu besar rata-rata 5.000 rupiah, karena kita menyesuaikan pengiriman dari luar negeri. Kurma kita resmi semua di impor dari Arab dan Madina serta ada beberapa PT yang terdaftar di Indonesia," ujarnya.
Adapun kurma yang banyak dicari pembeli saat ini antara lain, kurma Azwa, Mesir, Tunisia dan Sukari dan lainnya.
"Saat ini masyarakat mulai berbelanja dalam bentuk satuan untuk dikonsumsi secara pribadi atau untuk diamalkan ke masjid," bebernya.
Geliat penjualan kurma juga dirasakan Karni, pedagang di Blok C Pasar Tanah Abang.Dia mengaku, sejak awal Ramadan pembeli sudah ramai. Bukan hanya dari Jakarta, tapi juga ada yang dari luar kota.
"Biasanya pembeli lebih banyak lagi saat pertengahan Ramadan dan 10 hari sebelum Idul Fitri. Insya Allah," tukasnya.