Selasa, 12 April 2022 Reporter: Anita Karyati Editor: Budhy Tristanto 1750
(Foto: Reza Hapiz)
Guna mengaspirasi eksistensi kebudayaan dalam Rancangan Undang Undang (RUU) Kekhususan Jakarta, Setda DKI Jakarta menggelar diskusi bersama pengamat budaya, tokoh intelektual Betawi serta anggota Akademik Jakarta, Selasa (12/4) di ruang rapat Blok G Gedung Balaikota.
Kepala Bidang Pengembangan Kebudayaan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Arif Rahman mengatakan, diskusi ini untuk melihat pentingnya sektor kebudayaan sekaligus tantangan yang akan dihadapi dalam merumuskan Jakarta ke depan.
"Diskusi ini untuk melihat kebudayaan Jakarta dalam tantangan masa depan. Sebagai kota yang multi culture, maka perlu perhatian lebih dari semua unsur untuk sektor kebudayaan," tuturnya.
Arif mengungkapkan, pihaknya ingin adanya penguatan anggaran agar ke depannya para seniman dan pelaku seni di Jakarta mendapatkan yang lebih baik dengan adil dan merata.
"Kita in
gin Kebudayaan Betawi dilestarikan dan dipertahankan agar Jakarta tidak kehilangan identitasnya," katanya.Sementara, anggota Akademik Jakarta, Marco Kusumawijaya, menyatakan bahwa kekhususan Jakarta bukan hanya untuk sektor bisnis tapi juga mencakup semua sektor, termasuk seni dan kebudayaan.
Menurut Marco, saat ini sarana dan prasarana penunjang sektor kebudayaan, mulai dari akses transportasi hingga ketersediaan tempat atau wadah bagi pelaku seni berkreasi di Jakarta sudah cukup memadai.
"Jadi, kekhususan Jakarta untuk bidang kebudayaan menurut saya sudah cukup memenuhi, "tandasnya.