Sabtu, 26 Februari 2022 Reporter: Yudha Peta Ogara Editor: Budhy Tristanto 4526
(Foto: Yudha Peta Ogara)
Senator Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Dailami Firdaus menginisiasi pertemuan sesepuh Betawi untuk membahas Jakarta ke depan, pasca tidak menjadi ibu
kota.Sejumlah sesepuh dan tokoh Betawi yang hadir dalam pertemuan ini yakni, Eddie Marzuki Nalapraya, Nuri Tahir, Abdul Syukur, Margani M Mustar, Hasbullah Thabrani, Azis Khafia, Biem T Benyamin S, Becky Mardani, Yusuf Aman, Zaenudin MH dan Husni Hasanudin.
Dailami mengatakan, salah satu poin penting dalam silaturahmi ini adalah menampung masukan dan arahan sesepuh Betawi dalam konteks revisi Undang Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Saya sangat mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih atas semua masukan dan arahan yang diberikan," ujar Bang Dai, sapaan akrabnya, melalui keterangan tertulis yang diterima redaksi, Sabtu (26/2) malam.
Dailami menjelaskan, masukan yang disampaikan di antaranya terkait pentingnya previlege Betawi ke depan. Dalam konteks itulah diperlukan satu majelis adat yang kuat dan representatif di Jakarta.
"Mengacu pada konsep trisula pemerintahan daerah istimewa atau khusus, di Aceh itu ada yang disebut Wali Nagroe dan di Papau ada Majelis Rakyat Papua, selain adanya Eksekutif, Legislatif," terangnya.
Ia menambahkan, sesepuh Betawi Eddie Marzuki Nalapraya dan Nuri Tahir sepakat terkait perlunya satu majelis adat Betawi yang masuk dalam Rancangan Revisi Undang Undang Nomor 29 Tahun 2007.
"Betawi memiliki nilai-nilai kearifan yang harus dimasukan dalam semangat Undang Undang Jakarta ke depan. Melalui pertemuan ini juga dibahas tentang pentingnya menyatukan seluruh potensi Betawi untuk menghadapi persaingan global," tandasnya.
Untuk diketahui, dalam pertemuan yang berlangsung di salah satu restoran di Jalan Cipinang Cempedak, Jatinegara, Jakarta Timur tersebut Nuri Tahir juga meminta kesediaan Dailami Firdaus untuk menjadi perantara digelarnya musyawarah bersama seluruh potensi Betawi. Sebab, cucu Kyai Abdullah Syafi'i ini dikenal luwes dan dapat diterima semua pihak.