Rabu, 19 Januari 2022 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Andry 3324
(Foto: Nurito)
Intensitas dan curah hujan yang terjadi di seluruh wilayah DKI Jakarta selama periode 18-19 Januari 2022 masuk kategori ekstrem karena lebih dari 150 milimeter per hari.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, dari hasil pemantauan di Stasiun Meteorologi Kemayoran, intensitas curah hujan harian belakangan ini mencapai 204 milimeter per hari.
Ini menjadi curah hujan tertinggi di Jakarta selama periode November 2021-18 Januari 2022.
Sebagian besar wilayah Jabodetabek, termasuk wilayah yang diprediksi akan mengalami puncak musim hujan pada periode Januari ini.
BMKG memprakirakan potensi curah hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang dapat terjadi di wilayah Jabodetabek.
Curah hujan ekstrem ini berdampak terhadap genangan air di beberapa titik. Namun, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI langsung mengambil langkah siaga dan tanggap menangani titik tergenang akibat curah hujan ekstrem ini dengan cepat.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Sabdo Kurnianto, mengatakan, cuaca yang ekstrem ditambah peningkatan ketinggian pasang air laut maksimum (Rob) membuat beberapa wilayah di DKI Jakarta tergenang.
Berdasarkan data BPBD DKI Jakarta, hingga pukul 18.00 hari ini, terdapat 77 RT atau 0,253 persen dari 30.470 RT di Jakarta tergenang berkisar antara 40-85 sentimeter dengan jumlah pengungsi 310 Kepala Keluarga (KK) atau 1.194 jiwa.
"Kita sudah mendistribusikan bantuan logistik untuk para pengungsi, seperti makanan, perlengkapan bayi, selimut, obat-obatan, masker, hand sanitizer dan lain-lain," ungkap Sabdo, Rabu (19/1).
Sabdo menuturkan, pihaknya juga menerima informasi adanya fase bulan purnama yang menyebabkan terjadinya peningkatan ketinggian pasang air laut maksimum. Kondisi ini berpotensi menyebabkan banjir pesisir atau rob pada pukul 07.00-12.00 WIB selama periode 14-20 Januari 2022.
Potensi banjir rob sendiri kemungkinan terjadi di sejumlah wilayah seperti Pademangan, Penjaringan, Pelabuhan Sunda Kelapa dan Kepulauan Seribu.
"Kami juga telah mengingatkan kepada warga Jakarta agar waspada terhadap banjir pesisir. Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga, " katanya.
Sekretaris Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Dudi Gardesi mengutarakan,
genangan yang masih ada di beberapa titik saat ini sedang ditangani personel gabungan yang ditargetkan akan surut dalam waktu cepat.
“Ada 448 personel yang dikerahkan dan 119 pompa mobile," tuturnya.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) juga memprediksi curah hujan ekstrem akan melanda Jakarta dan sekitarnya hingga 25 Januari 2022 sejalan dengan aktivitas angin permukaan dari utara yang sangat kuat melintasi ekuator atau biasa disebut Cross-Equatorial Northerly (CENS).
Peneliti Cuaca BRIN, Erma Yulihastin menyampaikan, selain pada periode Januari 2022, potensi cuaca ekstrem masih akan meningkat pada Februari 2022.
Hal tersebut disebabkan fenomena saat ini terjadi secara submusim, bukan dalam skala musim.
“Antisipasinya harus dipersiapkan jangan hanya untuk Januari saja. Sebab, pada Februari diprediksi gelombang lebih kuat," terangnya.
Menurutnya, mitigasi terhadap cuaca ekstrem harus dilakukan sejak dini. Saat ini masyarakat harus waspada karena hujan yang terjadi belakangan bersifat sporadis dengan intensitas sangat deras.
Fenomena tersebut diperkirakan berlangsung hingga April 2022, sehingga pada Mei cuaca akan langsung menjadi kemarau.
Pemprov DKI pun mengimbau kepada masyarakat untuk dapat memantau informasi terkini mengenai wilayah terdampak banjir dan genangan melalui
https://pantaubanjir.jakarta.go.id/peta-banjir-berbasiskan-rt, aplikasi JAKI, maupun akun twitter @BPBDJakarta.