Jumat, 10 Desember 2021 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Toni Riyanto 2912
(Foto: Aldi Geri Lumban Tobing)
Satuan Tugas (Satgas) Kolaborasi Tanggap Bencana DKI Jakarta telah merelokasi 408 pengungsi dari posko pengungsian awal ke tempat pengungsian baru.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Sabdo Kurnianto mengatakan, ratusan pengungsi tersebut direlokasi ke tiga lokasi baru dengan rincian, pengungsi dari Posko KPRI Dwija Raharja dipindahkan ke SMA Negeri Candipuro, pengungsi dari Kantor Camat Candipuro dipindahkan ke SMP Negeri 1 Candipuro, dan pengungsi dari Kantor Desa Jarit dipindahkan ke SMP Negeri Satu Atap Jarit, Candipuro.
"Berdasarkan data yang ada ratusan pengungsi itu terdiri dari dua bayi, 12 balita, 76 anak-anak, 259 orang dewasa, dua ibu hamil dan 57 lansia," ujarnya, Jumat (10/12).
Sabdo menjelaskan, relokasi dilaksanakan untuk membantu para pengungsi mendapatkan fasilitas di tempat pengungsian yang lebih memadai.
"Fasilitas serta sarana dan prasarana yang ada di lokasi pengungsian baru diharapkan bisa lebih membuat pengungsi merasa aman serta
nyaman," terangnya.Ia menambahkan, selain melakukan relokasi, Satgas Kolaborasi Tanggap Bencana DKI Jakarta juga membantu para pengungsi untuk mengangkut barang atau perlengkapan rumah tangga ke area pengungsian.
"Kami juga membantu memenuhi kebutuhan logistik bagi para penyintas erupsi Semeru di lokasi pengungsian," ungkapnya.
Sementara itu, salah seorang penyintas erupsi Semeru, warga Dusun Sumberwuluh Tengah, Desa Sumberwuluh, Suwanto (50) menuturkan, dalam kondisi serba terbatas, dirinya bersama keluarga dan banyak warga lainnya mengungsi di KPRI Dwija Raharja.
"Kalau di tempat lama itu rasanya kurang nyaman apa lagi saya bersama keluarga saya. Alhamdulillah, ada gerak cepat Satgas dari DKI yang menyediakan bus untuk proses pemindahan kami dan barang bawaan kami ke tempat pengungsian yang baru," tandasnya.