Rabu, 06 Oktober 2021 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Toni Riyanto 1300
(Foto: Aldi Geri Lumban Tobing)
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) DKI Jakarta berkolaborasi dengan PT Ekonomi Sirkular Indonesia (Surplus Indonesia) mengadakan Pelatihan Kreasi Produk Makanan dari Bahan Berlebih pada Bisnis UMKM.
Pelatihan ini akan diikuti oleh 340 Jakpreneur yang dibagi menjadi 12 gelombang dan dilaksanakan secara bergilir di enam Suku Dinas PPKUKM di DKI Jakarta. Pelatihan yang berlangsung Oktober sampai Desember 2021 mendatang ini tidak berbayar alias gratis.
Materi yang diberikan pada pelatihan ini yakni, Kreasi Produk Makanan dari Bahan Berlebih dan Penggunaan Aplikasi Surplus untuk Meningkatkan Penjualan.
Kepala Bidang Perindustrian Dinas PPKUKM DKI Jakarta, Dhani Hendranala mengatakan, pelatihan ini juga menjadi salah satu upaya untuk mengurangi sampah pangan di DKI Jakarta sekaligus memberikan kontribusi positif dalam menjaga lingkungan dan perkembangan perekonomian di Jakarta.
"Makanan berlebih berpotensi menjadi makanan sisa. Maka itu, menjelang masa kedaluwarsanya makanan atau bahan berlebih masih bisa dimanfaatkan untuk kemudian dijual dengan harga murah," ujar Dhani saat membuka pelatihan di Aula Kantor Camat Kembangan, Jakarta Barat, Selasa (6/10).
Menurutnya, jika secara konvensional tidak bisa menjangkau masyarakat luas, maka melalui aplikasi Surplus ini sebelum makanan menjadi sisa atau kedaluwarsa masih bisa dimanfaatkan, termasuk sebagai bahan baku dengan harga terjangkau atau lebih murah.
"Melalui kreasi dan inovasi, makanan sisa atau berlebih itu masih bisa dimanfaatkan agar tidak dibuang begitu saja atau mubazir," terangnya.
Dhani menjelaskan, menurut data Food Sustainable Index 2018 terbitan The Economist Intelligent Unit, Indonesia menempati peringkat kedua sebagai negara produsen sampah pangan terbanyak di dunia dengan 13 ton makanan terbuang setiap tahunnya.
Kondisi ini mendorong kolaborasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dengan berbagai pihak untuk mengatasi hal ini. Salah satunya, dengan PT Ekonomi Sirkular Indonesia sebagai penyedia aplikasi Surplus yang menyediakan layanan untuk menjual makanan berlebih yang masih layak dikonsumsi agar tidak terbuang dan dapat mendorong peningkatan penjualan produk Jakpreneur.
"Jakarta sendiri memproduksi 4.000 ton sampah pangan per hari. Kita ketahui, Jakpreneur hampir 300.000 peserta, ditambah dengan yang belum bergabung menjadi Jakpreneur bisa di atas 1 juta pelaku UMKM/IMKM. Kalau semua memiliki kesadaran yang sama ditambah dengan menggunakan aplikasi ini potensi pengurangan sampah pangan di Jakarta bisa 50 persen," ungkapnya.
Ia menambahkan, selain memperkaya pengetahuan dalam kreasi produk makanan, peserta yang mengikuti pelatihan ini telah berpartisipasi aktif dalam menjaga lingkungan dengan mengurangi limbah pangan di Jakarta dan akan menjadi nilai tambah bagi usaha para peserta.
"Melalui pelatihan kolaborasi ini dapat melatih Jakpreneur untuk mengkreasikan produk makanan dari bahan berlebih yang mereka miliki dan berkontribusi dalam mengurangi limbah pangan di Jakarta,” tandasnya.
Untuk diketahui, bagi peserta pelatihan ini juga disediakan bahan-bahan yang dapat dipergunakan untuk kreasi produk makanan. Selain itu, peserta juga diperbolehkan untuk membawa bahan berlebih yang tersedia di tempat usaha masing-masing untuk dikreasikan bersama.