Jumat, 03 September 2021 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Toni Riyanto 3135
(Foto: doc)
Indeks Harga Konsumen (IHK) DKI Jakarta mengalami inflasi yang rendah berdasarkan rilis BPS DKI Jakarta pada Agustus 2021. Inflasi Jakarta tercatat sebesar 0,08 persen (Month to Month/MtM), berbeda dari dua bulan sebelumnya yang mengalami deflasi yaitu Juni yang mencapai -0,27 persen MtM dan Juli sebesar -0,04 persen MtM.
Secara tahunan, inflasi DKI Jakarta pada Agustus 2021 sebesar 1,21 persen (Year on Year/YoY), sementara inflasi secara tahun kalender sebesar 0,65 persen (Year to Date/YtD).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Onny Widjanarko mengatakan, peningkatan inflasi pada bulan Agustus 2021 mengindikasikan mulai membaiknya perekonomian Jakarta sejalan dengan mulai diberlakukannya relaksasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Kegiatan ekonomi masyarakat mulai terlihat meningkat seiring dengan kembali beroperasinya pusat perbelanjaan/mal serta restoran dan rumah makan meskipun jumlah pengunjung dan jam operasional dibatasi.
"Inflasi yang terjadu terutama bersumber dari kelompok Pendidikan serta kelompok Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga," ujarnya, Jumat (3/9).
Onny menjelaskan, Kelompok Pendidikan merupakan penyumbang inflasi terbesar, yaitu sebesar 1,35 persen (MtM) dan berkontribusi sebesar 0,08 persen (MtM) terhadap IHK Agustus 2021.
Komoditas utama penyumbang inflasi kelompok ini bersumber dari peningkatan biaya Akademi/Perguruan Tinggi, Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
"Kenaikan biaya ini terjadi seiring dengan kenaikan uang kuliah dan sekolah memasuki tahun ajaran baru," bebernya.
Menurutnya, inflasi IHK yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi kelompok Makanan, Minuman, dan tembakau sebesar -0,18 persen (MtM) yang bersumber dari penurunan harga daging ayam ras, cabai merah, dan cabai rawit dengan deflasi masing-masing sebesar -2,47 persen (MtM), -8,36 persen (MtM) dan 18,26 persen (MtM).
"Penurunan harga pada komoditas ini disebabkan oleh pasokan yang memadai di tengah permintaan yang belum kuat," ungkapnya.
Onny menyampaikan, inflasi Jakarta yang sampai dengan Agustus 2021 masih terkendali tak terlepas dari hasil koordinasi dan langkah-langkah proaktif yang dilakukan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi DKI Jakarta.
"Selama Agustus 2021, TPID Provinsi DKI Jakarta melakukan berbagai kegiatan di antaranya rapat koordinasi mingguan terkait pemantauan pasokan dan pengendalian harga, distribusi bantuan beras PPKM dari Kemensos maupun dari Pemprov DKI Jakarta, mengadakan program penyediaan pangan dengan harga terjangkau secara online," ucapnya.
Selain itu, lanjut Onny, ada juga promo bahan baku murah oleh Bulog khususnya komoditas beras, minyak goreng, gula, dan tepung terigu, serta penjajakan MoU atau kerja sama antar daerah antara DKI Jakarta dengan Gapoktan Sukabungah, Kabupaten Banten.
"Ke depan, konsistensi dan komitmen Bank lndonesia dalam menjaga stabilitas harga, serta koordinasi antara Bank Indonesia, Pemprov DKI Jakarta dan Pemerintah Pusat melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP), TPID dan forum-forum yang ada akan terus diperkuat untuk mendukung upaya pengendalian inflasi Jakarta dan tercapainya sasaran inflasi nasional sebesar 3,0 plus minus 1 persen," tandasnya.