Kamis, 10 Juni 2021 Reporter: Rezki Apriliya Iskandar Editor: Erikyanri Maulana 1652
(Foto: Istimewa)
Budidaya ikan cupang semakin banyak diminati masyarakat di masa pandemi. Tak hanya mempunyai nilai ekonomis, keindahan dan variasi warna pada ikan hias tersebut juga diyakini bisa meredakan stres bagi orang yang melihatnya. Dengan berkembangnya tren budidaya ikan cupang, tak sedikit pula pembudidaya ikan cupang yang berhasil mengembangkan usahanya hingga ke mancanegara.
Dari fenomena tersebut, Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (Sudin KPKP) Jakarta Utara menyelenggarakan talkshow bertema 'Ikan Cupang Jakarta Utara Go Internasional' secara daring, Kamis (10/6), yang diikuti sekitar 163
peserta.Sekretaris Kota (Sekko) Jakarta Utara, Suroto menuturkan, budi daya ikan cupang menjadi salah satu solusi yang bisa dilakukan masyarakat untuk menambah penghasilan di masa pandemi sekaligus bisa menumbuhkan wirausaha baru di Jakarta Utara.
"Ikan cupang menjadi satu ikan hias yang dikenal masyarakat mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Meski kondisi pandemi ternyata komunitas pembudidaya ikan cupang tetap eksis dan beberapa kali mengadakan kontes," ujar Suroto dalam kesempatan tersebut.
Kepala Sudin KPKP Jakarta Utara, Unang Rustanto menambahkan, hingga kini tercatat sebanyak 25 binaan dengan anggota masing-masing sekitar 10-12 yang tersebar di Jakarta Utara. Potensi pengembangan ikan cupang sangat terbuka karena dapat dilakukan di lahan kecil dan sesuai dengan kondisi iklim di Jakarta Utara.
"Ikan cupang merupakan salah satu ikan hias yang pemeliharaannya tidak perlu lahan luas. Ikannya juga unik dan cantik sehingga banyak diminati masyarakat," tuturnya.
Unang menilai, perkembangan budi daya ikan cupang sangat luar biasa di masa pandemi COVID-19 ini. Masyarakat bisa melakukannya di rumah dan untuk jual-belinya bisa dilakukan secara online. Oleh karena itu, talkshow ini diadakan dengan harapan bisa meningkatkan pendapatan masyarakat melalui pengembangan usaha budi daya ikan cupang.
Dalam talkshow tersebut dipaparkan materi terkait prosedur dan regulasi karantina hewan untuk keperluan ekspor. Materi ini dipaparkan oleh Pengendali Hama dan Penyakit Ikan Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kementerian KKP, Sari Edi.
Lalu, ada pula Ketua Imperial Betta Farm Kecamatan Cilincing, Jimi Candra, yang berbagi pengalamannya sebagai pembudidaya ikan hias di Jakarta Utara.
"Kami pembudidaya ikan cupang khususnya di Jakarta Utara berharap bisa dijembatani untuk melakukan ekspor dan mencapai pasar luar negeri," ucap Jimi.
Dalam kesempatan yang sama, hadir pula pemilik Jotya Betta Gallery (JBG) atau JBG Transhipping Service sekaligus Direktur PT Akuatik Flona Nusantara Kreasi (NUSATIC), Joty Atmadjaja, yang membagikan pengalamannya sebagai eksportir ikan cupang. Joty yang juga juri kontes ikan cupang kelas internasional ini mengungkapkan, selama 20 tahun ini dirinya sudah membudidayakan ikan cupang hingga dipasarkan ke mancanegara.
"Perkembangan budidaya ikan cupang yang pesat membutuhkan orang-orang yang bisa melakukan penjualan sampai ke luar negeri. Sekarang eranya semua orang punya gadget dan ini bisa dimanfaatkan untuk berjualan ikan cupang hingga ke mancanegara," tandasnya.
Ia mengungkapkan, ekspor ikan cupang dari Indonesia menduduki peringkat lima besar di dunia. Hal ini dipengaruhi juga faktor banyaknya ragam dan jenis ikan cupang yang ada di Indonesia.