Selasa, 17 Maret 2015 Reporter: Agustian Anas Editor: Agustian Anas 4081
(Foto: Muhammad Zakaria Arrasyid)
Bank DKI menargetkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 26 persen pada tahun ini. Sementara pertumbuhan kredit ditargetkan mencapai 20 persen.
Tahun lalu, Bank DKI mencatatkan pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 18,63% dari Rp 21,15 triliun per Desember 2013 menjadi Rp 25,09 triliun per Desember 2014.
Selain itu, di tengah instabilitas ekonomi yang terjadi pada tahun 2014 lalu, Bank DKI tetap dapat mencetak laba sebelum pajak sebesar Rp 700 miliar. Pencapaian ini didorong peningkatan pendapatan bunga bersih yang meningkat sebesar 23% dari Rp 2,67 triliun per Desember 2013 menjadi Rp 3,28 triliun per Desember 2014.
"Peningkatan dana pihak ketiga didorong oleh peningkatan deposito dan giro yang masing-masing meningkat sebesar 35,81% dan 17,45%," ujar Eko Budiwiyono, Direktur Utama Bank DKI, di Jakarta, Selasa (17/3).
Pertumbuhan penyaluran kredit dan pembiayaan turut meningkat sebesar 23,30% dari Rp 20,14 triliun per Desember 2013 menjadi Rp 24,83 triliun. Secara kumulatif, total aset Bank DKI meningkat sebanyak 18,50% dari Rp 30,75 triliun per Desember 2013 menjadi Rp 36,44 triliun per Desember 2014.
Pertumbuhan penyaluran kredit dan pembiayaan yang lebih tinggi daripada pertumbuhan dana pihak ketiga tersebut mendorong rasio LDR menjadi 92,57%, terbilang stabil jika dibandingkan LDR Bank DKI periode Desember 2013 yang berada di kisaran 95,20%. Untuk aspek permodalan, CAR Bank DKI meningkat dari 14,21% menjadi 17,96%. Rasio keuangan Bank DKI lainnya tetap terjaga dalam batas yang memadai.
Menghadapi tahun 2015 yang diperkirakan lebih kondusif dibanding tahun 2014, Bank DKI menargetkan pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 26%, lebih tinggi dari pertumbuhan kredit yang ditargetkan tumbuh sebesar 20%.
"Hal ini ditujukan untuk lebih memperkuat posisi likuiditas Bank DKI. Sedangkan total aset ditargetkan mencapai Rp 43,42 triliu
n atau tumbuh sekitar 16%," jelasnya.Tahun 2015, Bank DKI akan terus melakukan ekspansi ke berbagai daerah, termasuk di antaranya Medan dan Balikpapan serta sejumlah wilayah lainnya sembari tetap melakukan penguatan penetrasi pemasaran di Jabodebatek.
Total, Bank DKI akan membuka 51 kantor dan 16 outlet Gerai Usaha Mikro. Bank DKI juga menargetkan pemasangan 200 titik baru ATM yang akan lebih ditekankan di area publik. Ekspansi ini dimaksudkan selain untuk memperluas jangkauan pemasaran, juga untuk semakin mempertegaskan tekad Bank DKI untuk menjadi bank umum berskala nasional.
Eko Budiwiyono menuturkan bahwa selain pengembangan jaringan kantor, Bank DKI juga akan melakukan pengembangan produk-produk dan layanan baru seperti internet banking dan pengembangan fitur-fitur pada ATM dan JakCard serta kemungkinan untuk melakukan co branding kartu kredit dengan salah satu Bank BUMN.
"Rencana-rencana strategis ini telah kami sampaikan dalam Rencana Bisnis Bank kepada Otoritas Jasa Keuangan,” ungkapnya.