Rabu, 07 April 2021 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Toni Riyanto 1970
(Foto: Aldi Geri Lumban Tobing)
Dinas Pangan Kota Solok, Sumatera Barat mempelajari implementasi dan pengembangan pertanian perkotaan (urban farming) di Jakarta.
Selain melakukan kunjungan kerja ke Kantor Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, rombongan yang dipimpin Kepala Dinas Pangan Kota Solok, Kusnadi juga secara langsung meninjau Gang Hijau Balikpapan di Jalan Balikpapan 3, RT 04/06 Kelurahan Petojo Utara, Gambir, Jakarta Pusat.
Kusnadi mengatakan, Jakarta dan Solok memiliki kemiripan yakni, lahan pertanian yang semakin terbatas. Sehingga, diperlukan inovasi-inovasi untuk mengembangkan sektor pertanian.
"Kunjungan ini dilakukan untuk mempelajari serta bertukar pengalaman dan pengetahuan tentang implementasi serta pengembangan urban farming di Jakarta, khususnya di Gang Hijau Balikpapan yang saat ini dikelola kelompok Tani Batik dan Karang Taruna 06," ujarnya, Rabu (7/4).
Kusnadi menjelaskan, salah satu yang menjadi fokus perhatian adalah keterlibatan masyarakat, khususnya anak muda atau generasi milenial dalam melaksanakan urban farming kemudian berkolaborasi dengan para stakeholder.
"Kami ingin pelaku urban farming di Jakarta menjadi pembicara mengajak generasi muda kita di Solok seperti Karang Taruna,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pertanian Dinas KPKP DKI Jakarta, Mujiati membeberkan sejumlah informasi terkait penerapan pertanian perkotaan di Jakarta di antaranya, pedoman atau SOP membentuk Gang Hijau, kolaborasi dengan swasta dan masyarakat, program pertanian perkotaan yang berkelanjutan, pencapaian, apresiasi kepada pelaku urban farming maupun kelompok tani, serta promosi dan sosialisasi.
Menurutnya, Dinas KPKP dalam mengembangkan urban farming, khususnya dalam pembentukan gang hijau memiliki pedoman yang harus dipenuhi misalnya, lebar dan panjang gang, ketersediaan air untuk penyiraman, dari paparan sinar matahari.
"Harus juga ada kolaborasi atau peran serta dari masyarakat sekitar, bukan hanya pelaku pertanian perkotaan saja, tapi tokoh masyarakat itu sangat penting yang bisa menggerakkan masyarakat setempat. Dukungan dari pamong tokoh agama, RW, PKK, dan Karang Taruna sangat mempengaruhi pertanian perkotaan," terangnya.
Mujiati menuturkan, pendampingan dan pembinaan kepada masyarakat pelaku urban farming harus diberikan, terutama pemahaman tentang teknologi budidaya, proses pengolahan yang benar, diversifikasi pertanian, hingga pemasaran. Tujuannya, supaya program pertanian perkotaan ini berkelanjutan dan berkembang.
"Supaya sustainable kita perlu berikan pendampingan dan pemahaman teknologi budi daya, pemasaran hingga pengolahan," ucapnya.
Tidak kalah penting, sambung Mujiati, perlu ada target yang harus dicapai atau direalisasikan dalam men
gembangkan pertanian perkotaan ini."Setiap tahun, setiap wilayah harus menumbuhkan 30 Gang Hijau baru. Selain itu, kita juga perlu memberikan apresiasi kepada para pelaku atau penggiat urban farming," tandasnya.