Rabu, 11 Maret 2015 Reporter: Nurito Editor: Agustian Anas 5033
(Foto: Nurito)
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) DKI Jakarta diharapkan mampu melakukan pembinaan olahraga untuk meningkatkan prestasi atlet ibu kota. Tak hanya di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON), tetapi juga di ajang Sea Games, Asian Games, dan Olimpiade.
"Tentunya kita bangga kalau atlet DKI mengharumkan nama bangsa di tingkat internasional. Saya tidak bisa olahraga, tapi saya senang olahraga. Bahkan, setiap nonton televisi bersama keluarga. Daripada nonton berita orang berkelahi terus sehingga lupa untuk membangun prestasi bangsa ini," ujar Djarot Saiful Hidajat, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rabu (11/3).
Mantan Walikota Blitar itu mengaku prihatin dengan merosotnya prestasi olahraga bangsa Indonesia. Betapa tidak, di tahun 1962, Indonesia mampu menjadi tuan rumah Asian Games ke-4. Bahkan Indonesia mampu membangun Istora Senayan.
Djarot mengatakan, pada tahun 1963 Indonesia juga menjadi tuan rumah Ganefo. Yakni kegiatan yang mampu menyaingi Olimpiade dengan peserta gerakan negara Non Blok.
"Pada saat itu, kesebelasan Indonesia ditakuti oleh negara lain. Tidak hanya di tingkat Asia, tetapi juga dunia. Saat itu, Indonesia hanya kalah dengan Rusia. Tentu saja ini prestasi yang luar biasa," jelasnya.
Demikian halnya prestasi cabang olahraga lainnya, seperti renang, bulutangkis, atletik, dan sebagainya, mampu menjuarai di setiap ajang bergengsi tingkat internasional. Namun lambat laun prestasi itu merosot tajam.
Ia mengatakan banyak hal yang memicu merosotnya prestasi atlet Indonesia. Misalnya adanya politik adu domba terhadap pegiat olahraga. Atau atlet diiming-imingi uang, proyek hingga kekuasaan. Sehingga timbul ambisi pribadi dari pegiat olahraga dan secara otomatis hal itu akan meruntuhkan semangat perjuangan untuk bertanding. Padahal, untuk mencapai prestasi gemilang, olahraga harus dipupuk sejak dini. Pembinaan dan kompetisi secara berjenjang.
Sementara, Plt Ketua KONI DKI, Edi Widodo mengatakan, pembinaan atlet memang harus berjenjang. Setidaknya dari sekolah usia dini, menengah, hingga perguruan tinggi dapat dilakukan pembinaan. Di sekolah pembinaan olahraga dilakukan Dinas Pendidikan DKI bersama Dinas Olahraga dan Pemuda DKI. KONI akan membantu pembinaan dari luar.
Disebutkan, Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) menjadi awal pembinana olahraga di sekolah. Ini embrio untuk ke jenjang Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) hingga Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (Pomnas). "Tiga instansi, Dinas Pendidikan, Dinas Olahraga, dan KONI DKI harus saling mendukung. Mewujudkan atlet berprestasi secara berjenjang," ujar Edi Widodo.