Kamis, 28 Januari 2021 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Toni Riyanto 1461
(Foto: doc)
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah melakukan sejumlah mitigasi bencana dalam menghadapi musim hujan yang saat ini intensitasnya semakin tinggi. Bahkan, berbagai mitigasi bencana telah dilakukan sejak tahun lalu.
Seperti diketahui, wilayah DKI Jakarta dialiri 13 sungai dari hulu dan sebagian besar daratan Utara berada di bawah muka air laut (rob). Selain itu, Jakarta juga mengalami penurunan tanah per tahun (land subsidance) dan perubahan tata guna lahan dengan populasi yang bertambah, pembangunan yang pesat, dan run off yang meningkat, sehingga daerah resapan semakin berkurang.
Kesiapan Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta
Untuk itu, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta melakukan sejumlah langkah antisipatif terjadinya bencana saat musim penghujan. Sekretaris Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta, Dudi Gardesi, memaparkan, setidaknya ada 5 upaya yang telah dilakukan oleh jajarannya, yakni Gerebek Lumpur, Pengelolaan Air Hujan (Drainase Vertikal), Pemeliharaan Pompa, Penanganan Banjir Rob melalui NCICD, dan Pengelolaan Sistem Polder.
"Gerebek Lumpur itu berbentuk pengerukan/pengurasan, bertujuan meningkatkan kapasitas saluran, kali/sungai, dan waduk, sehingga pada musim hujan daya tampungnya bisa maksimal. Pada tahun 2020, untuk waduk, jumlah yang sudah dikeruk sebanyak 23 waduk, dengan volume pengerukan 446.402,9 m3. Lalu, untuk pengerukan kali, total sebanyak 93 lokasi, dengan volume pengerukan 279.967,5 m3. Sementara itu, saluran penghubung yang sudah dikeruk sebanyak 390 saluran, dengan volume pengerukan 121.002,6 m3. Itu untuk tahun 2020 ya, pada tahun-tahun sebelumnya juga sudah dilakukan pengerukan di lokasi lainnya,” terang Dudi pada Media Briefing Siaga Banjir Jakarta, di Balai Kota Jakarta, Kamis (28/1), seperti dikutip dari siaran pers PPID Provinsi DKI Jakarta.
Lebih lanjut, Dudi menerangkan, pembangunan drainase vertikal (sumur resapan) yang dilakukan oleh Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan unsur-unsur terkait di wilayah dan melibatkan masyarakat. Hingga 31 Desember 2020, telah tersedia 2.974 titik drainase vertikal di 777 lokasi, seperti di RPTRA, Gedung Pemda, Sekolah, Taman Kota, dan Masjid.
Selain itu, untuk penanganan banjir rob melalui NCICD, Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta telah menentukan lokasi prioritas pembangunan tanggul pantai, yaitu Kamal Muara, Kali Blencong, Kali Adem-Muara Angke, Pantai Muara, Sunda Kelapa, dan Tanjung Priok. Saat ini telah terbangun sepanjang 12,6 Km tanggul pantai dan akan terus dilanjutkan pembangunannya. Sementara itu, untuk pembangunan/rehabilitasi sistem polder pada 2021-2022, lokasinya antara lain:
- Kelapa Gading, Jakarta Utara : Pompa Kali Betik dan Pompa Artha Gading
- Pulo Gadung, Jakarta Timur: Pompa Pulomas
- Cakung-Cilincing, Jakarta Timur : Pompa Marunda
- Makassar, Jakarta Timur : Pompa Tipala
- Cipayung, Jakarta Timur : Pompa Adhyaksa
- Penjaringan, Jakarta Utara : Pompa Muara Angke dan Pompa Teluk Gong
- Pademangan, Jakarta Utara : Pompa Mangga Dua
- Kembangan-Kedoya, Jakarta Barat : Pompa Green Garden
"Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta juga telah menyiapkan 487 pompa stationer di 178 lokasi, 175 pompa mobile di 5 wilayah, 257 alat berat, 465 dump truck, 36 pintu air, dan 8.101 personel (Pasukan Biru)," terangnya.
Kesiapan BPBD Provinsi DKI Jakarta
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta juga telah melakukan sejumlah kesiapsiagaan menghadapi musim hujan. BPBD Provinsi DKI Jakarta telah mengeluarkan buku panduan kesiapsiagaan menghadapi banjir bagi masyarakat sebanyak 33.311 buku dan dibagikan kepada pengurus RT/RW. Masyarakat juga dapat mengunduh buku panduan tersebut melalui https://bit.ly/PanduanKesiapsiagaanMenghadapiBanjirJakarta. Selain itu, BPBD Provinsi DKI Jakarta juga telah membagikan buku pedoman pengendalian banjir bagi Organisasi Perangkat Daerah, Lembaga Usaha, dan Relawan sebanyak 611 buku.
"Panduan tersebut berisi penjelasan kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir, mulai dari saat tidak terjadi banjir (tas siaga bencana), jika sudah ada potensi banjir, pada saat terjadi banjir, jika berada di lokasi pengungsian, dan setelah banjir. Harapannya, masyarakat dapat lebih siap, meskipun personel dan pendukung lainnya juga kita kerahkan," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta, Sabdo Kurnianto.
BPBD Provinsi DKI Jakarta juga telah memasang tanda dan arah lokasi pengungsian di 267 wilayah Kelurahan. Adapun rincian jumlah lokasi pengungsian dan kapasitasnya sebagai berikut:
- Jakarta Pusat
Jumlah Bangunan: 183
Kapasitas: 27.393
Perkiraan Pengungsi: 9.593
- Jakarta Barat
Jumlah Bangunan: 414
Kapasitas: 64.919
Perkiraan Pengungsi: 10.637
- Jakarta Selatan
Jumlah Bangunan: 260
Kapasitas: 18.175
Perkiraan Pengungsi: 10.431
- Jakarta Utara
Jumlah Bangunan: 129
Kapasitas: 22.850
Perkiraan Pengungsi: 14.538
- Jakarta Timur
Jumlah Bangunan: 257
Kapasitas: 39.599
Perkiraan Pengungsi: 20.629
BPBD Provinsi DKI Jakarta juga telah menetapkan layout penempatan tenda pengungsi dengan protokol kesehatan COVID-19, yakni memisahkan tenda pengungsi umum, tenda kelompok rentan (ibu hamil, lansia), dan tenda kontak erat/suspek COVID-19. Pada lokasi pengungsian juga disiapkan area screening kesehatan, area swab, dan toilet.
Untuk mengantisipasi penumpukan pengungsi, Lurah dan Camat menyiapkan lokasi pengungsi alternatif sebanyak 2 – 3 kali lipat dari lokasi pengungsian yang ada. Pemprov DKI Jakarta juga menyiagakan petugas kesehatan/relawan kesehatan, Gugus Tugas Kota/Kecamatan/Kelurahan/RT/RW, melakukan sterilisasi lokasi pengungsian secara teratur menggunakan disinfektan, menyediakan hand sanitizer/tempat cuci tangan dilengkapi tandon air dan sabun.
BPBD Provinsi DKI Jakarta telah menyerahkan peralatan pendukung untuk 6 wilayah Kota/Kabupaten berupa pelampung dan perahu karet. Telah dilakukan pula Simulasi Kampung Tangguh Bencana agar masyarakat benar-benar siap mengantisipasi bencana pada musim hujan di tengah pandemi COVID-19.
Tak hanya itu, BPBD Provinsi DKI Jakarta juga berkolaborasi dengan BNPB, TNI, POLRI, dan Relawan, di antaranya melaksanakan tactical floor game (simulasi gladi posko) dengan skenario banjir yang telah ditetapkan dan melaksanakan apel kesiapsiagaan menghadapi musim hujan. Melibatkan 1.144 personel TNI, 1.069 personel POLRI, dan 1.117 personel dari 73 komunitas/lembaga.