Kolaborasi Apik Wujudkan Agroedukasi Wisata Ragunan

Minggu, 03 Januari 2021 Reporter: Adriana Megawati Editor: Rio Sandiputra 2831

Agro Edukasi Ragunan

(Foto: Adriana Megawati)

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus mengembangkan serta mendorong urban farming atau pertanian kota untuk diimplementasikan masyarakat.

Selaras dengan tujuannya, untuk edukasi dan inovasi teknologi dapat berkolaborasi terutama produk dan edukasinya

Untuk memudahkan pembelajaran terkait urban farming, saat ini Pemprov DKI Jakarta berkolaborasi dengan stakeholders telah memiliki Agroedukasi Wisata Ragunan, di Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Kepada Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Kominfotik) DKI Jakarta, Atika Nur Rahmania mengatakan, tempat tersebut bisa menjadi percontohan urban farming yang berkelanjutan dalam jangka panjang.

"Dengan menerapkan prinsip kolaborasi yang diterapkan oleh Gubernur karena kita menuju Jakarta 4.0. Sehingga pengembangan kedepan tetap harus mengedepankan kolaborasi dengan komunitas dan stakeholder lainnya," katanya saat meninjau lokasi, Minggu (3/1).

Bahkan saat ini, lanjutnya, urban farming bisa disandingkan dengan kemajuan teknologi dan menjadi penerapan teknologi percontohan di bidang pertanian. Bahkan setiap tanaman terpasang QR kode yang berisi informasi dan terintegrasi dengan Balkot Farm DKI Jakarta.

"Ke depan urban farming sedang booming, dan adanya teknologi mempercepat produktivitas. Selaras dengan tujuannya, untuk edukasi dan inovasi teknologi dapat berkolaborasi terutama produk dan edukasinya," tuturnya.

Sementara itu, Kasudin Ketahanan Pangan, Kelautan dan Perikanan (KPKP) Jakarta Selatan, Hasudungan Sidabalok menjelaskan, masyarakat bisa belajar pertanian perkotaan di Agroedukasi Wisata Ragunan. 

"Masyarakat bisa belajar bagaimana bertani di kota besar dengan menerapkan teknologi pengairan, Vertikultur, keseimbangan ekologis tanah dan tanaman, hidroponik dan belajar bibit unggul serta nutrisinya," jelasnya.

Nantinya pengunjung bisa belajar berbagai teknik pertanian. Seperti teknologi biovlog untuk ikan konsumsi, budi daya magot untuk mengurai sampah organik, rumah kompos dan budi daya jamur yang bisa konsumsi oleh skala rumahan.

"Teknisnya kedepan tempat ini akan dikelola komunitas berbadan hukum, koperasi. Dan semua produk dikemas dan dipasarkan secara online. Di dalam produk juga tidak menambahkan zat kimia pada pupuk,  jadi alami semua tidak ada hama," paparnya.

Hasundungan menambahkan, nantinya pengembangan edukasi di tempat tersebut bukan hanya pertanian cocok tanam saja. Tetapi ada peternakan dan juga perikanan.

"Lalu ada teknologi untuk ekologi. Misalkan peternakan sapi perah, kotorannya bisa jadi biogas, susunya diolah bisa jadi permen dan youghurt," tandasnya.

BERITA TERKAIT
22 Kilogram Sayur Mayur Dipanen di Agro Wisata Cilangkap

Asyik, 22 Kilogram Sayur Berhasil Dipanen dari Agro Wisata Cilangkap

Senin, 30 November 2020 1625

Dinas LH DKI Buka Padepokan Restu Bumi Ciracas untuk Wisata Edukasi

Dinas LH DKI Buka Padepokan Restu Bumi Ciracas untuk Wisata Edukasi

Minggu, 22 November 2020 2795

Taman Kelinci Bambu Apus, Wisata Edukasi Bagi Keluarga

Taman Kelinci Bambu Apus, Wisata Edukasi Bagi Keluarga

Jumat, 20 November 2020 6614

Dengan Virtual, Ancol Tawarkan Pembelajaran Jarak Jauh

Ancol Hadirkan Wisata Edukasi Secara Virtual

Rabu, 30 Desember 2020 3154

BERITA POPULER
Pemkot Jakut Bantu Perketat Pengawasan Rusunawa Marunda

Pemkot Jakut Bantu Perketat Pengawasan Rusun Marunda

Jumat, 21 Juni 2024 468505

Dishub Gandeng Waze Luncurkan Fitur Navigasi Ganjil Genap

Dishub Gandeng Waze Luncurkan Fitur Navigasi Ganjil Genap

Kamis, 19 Oktober 2017 307241

90 Sanggar Betawi Belum Punya Badan Hukum

90 Sanggar Betawi Belum Punya Badan Hukum

Jumat, 10 Juli 2015 285053

 Libur Natal, 36.871 Pengunjung Padati TMII

TMII Dipadati Pengunjung

Jumat, 25 Desember 2015 283952

 4500 Warga Ramaikan Karnaval KBT

Karnaval KBT Dipadati Ribuan Warga

Minggu, 30 Agustus 2015 282630

Bagikan ke :
BANG JAKI +indeks
POTRET JAKARTA +indeks
VIDEO +indeks