Kamis, 26 Februari 2015 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Erikyanri Maulana 5788
(Foto: Erna Martiyanti)
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidajat memberikan pengarahan kepada jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang berkantor di Dinas Teknis, Jl Jati Baru, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (26/2). Pada kesempatan itu, Djarot juga menyempatkan diri berkeliling meninjau kantor Dinas Teknis Pemprov DKI Jakarta. Saat berkeliling, Djarot terlihat didampingi sejumlah kepala dinas yang berkantor di Dinas Teknis.
Saat meninjau kantor Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, perhatian Djarot tertuju kepada 20 motor gede (moge) milik Dishub DKI yang terparkir. Sebelumnya, moge tersebut digunakan untuk mengawal kendaraan yang digunakan Gubernur, Wakil Gubernur, Sekretaris Daerah (Sekda) dan Ketua DPRD DKI.
Namun, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama kini melarang para pejabat di lingkungan Pemprov DKI dikawal oleh petugas Dishub DKI menggunakan moge. Basuki justru memerintahkan moge tersebut digunakan untuk keadaan darurat seperti mengawal mobil pemadam kebakaran atau mobil ambulans.
"Walau tidak digunakan, harus tetap dirawat untuk kebutuhan darurat. Bisa juga digunakan untuk event khusus. Sebentar lagi kan ada Konfrensi Asia Afrika dan Asian Games, koordinasi dengan Polda Metro. Kalau mereka butuh bisa digunakan. Sayang ini kalau rusak," ujar Djarot, Kamis (26/2).
Djarot juga mengunjungi loket pengurusan pengambilan mobil yang diderek karena parkir liar. Loket tersebut berada di lantai dasar gedung Dishub DKI.
Kepada Djarot, Kepala Dishub DKI, Benjamin Bukit menuturkan, selama empat bulan operasi derek liar dilakukan, pihaknya mengumpulkan Rp 1,1 miliar dari 1.200 kendaraan yang terjaring razia.
Selanjutnya, Djarot juga mengunjungi kantor Dinas Perindustrian dan Energi DKI. Di tempat ini, Djarot diperkenalkan dengan dua motor listrik produksi Dinas Perindustrian dan Energi. Kedua motor listrik yang masing-masing memiliki ukuran kecil dan sedang itu pun dijajal oleh Djarot.
Tak hanya itu, Dinas Perindustrian dan Energi DKI juga memperkenalkan kantong plastik yang terbuat dari singkong yang mudah terurai.
"Plastik ini bagus, disitribusikan saja ke warung-warung dan pasar. Jadi, bisa menggantikan plastik yang sampai 100 tahun baru terurai," tandasnya.