Rabu, 25 Februari 2015 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Agustian Anas 3111
(Foto: doc)
Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) DKI Jakarta mengakui suplai beras ke ibu kota saat ini menurun. Hal ini dikarenakan di beberapa daerah stok beras juga terbatas.
Kepala Dinas KUMKMP DKI Jakarta, Joko Kundaryo membenarkan pasokan beras dari daerah produsen dalam dua pekan terakhir ini berkurang. Setiap harinya pasokan yang masuk ke Jakarta hanya sebanyak 1.000 ton. Jika dalam kondisi normal pasokan beras mencapai 2.500 ton per hari. Padahal kebutuhan beras mencapai 2.000 ton per hari.
"Kalau pasokan beras kurang, di daerah memang kurang. Jadi penggilingan di daerah pun kosong dua minggu terakhir ini," kata Joko, di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (25/2).
Dikatakan Joko, stok beras yang ada saat ini cukup untuk 10 hari ke depan. Namun setiap harinya pasokan tetap masuk ke Jakarta, sehingga warga diimbau tidak khawatir dengan ketersediaan beras. Diperkirakan pasokan normal mulai Maret mendatang. "Ini juga beberapa hari terakhir baru terisi dan mulai sudah ada yang panen," katanya.
Kendati demikian, stok beras di ibu kota juga dibantu dengan stok yang dimiliki oleh Badan Urusan Logistik (Bulog). Menurutnya, stok dari Bulog cukup untuk kebutuhan hingga enam bulan ke depan. "Beras dari Bulog masih banyak. Enam bulan ke depan beras cukup. Cuma karena terlihat suplai di Pasar Induk Cipinang
berkurang," ucapnya.Menurut Joko, untuk menekan harga, Bulog juga telah melakukan operasi pasar di beberapa lokasi. Tetapi dirinya belum mendapatkan laporan terkait lokasi operasi pasar yang dilakukan. "Saya belum dapat laporan karena sifatnya direct (langsung) dari Bulog distrik Jakarta," ucapnya.
Berkurangnya pasokan beras ini memang menyebabkan harga beras meroket. Jika sebelumnya harga beras mencapai Rp 8.000 sampai Rp 9.000, kini naik menjadi Rp 15 ribu per kilogram.