Kamis, 19 Februari 2015 Reporter: Jhon Syah Putra Kaban Editor: Widodo Bogiarto 4359
(Foto: Jhon Syah Putra Kaban)
Keterbatasan lahan pertanian ternyata tidak menjadi hambatan bagi warga Jakarta Pusat untuk bercocok tanam. Buktinya permintaan bibit tanaman ke Suku Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan setempat setiap tahun terus meningkat.
Kepala Seksi Pertanian dan Kehutanan Suku Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan Jakarta Pusat, Willien Bonger Purba mengungkapkan, banyak warga yang memanfaatkan lahan halaman rumahnya untuk bercocok tanam.
"Permintaan bibit tanaman dari masyarakat terbilang tinggi. Umumnya mereka berasal dari kelompok-kelompok tani dan dari permintaan RT/ RW. Pertanian yang dikembangkan warga berbasis rumah tangga," kata Willien, Kamis (19
/2).Willien menuturkan, untuk lahan yang sempit biasanya ditanami tanaman obat keluarga. Hal ini sangat berguna untuk penghijauan serta menambah gizi makanan.
Menurut Willien, mayoritas warga meminta bibit tanaman produktif yang pendek masa panennya, seperti cabai, terong, jinten, tomat, markisa dan sayuran.
Willien menambahkan, saat ini di wilayahnya terdapat 66 kelompok tani binaan. “Kita berharap ada dampak positif dari warga yang bercocok tanam di halaman rumah, jadi warga lain juga bisa ikut meniru. Dengan begitu lingkungan bisa terlihat lebih hijau dan asri,” tuturnya.
Ke depan pihaknya berencana membangun lahan percontohan bercocok tanam di Jalan Madani Raya Gang T RT 02/05, Johar Baru. Lahan percontohan dengan panjang 100 meter itu merupakan jalan lingkungan.
"Diharapkan warga yang melintas dapat mengetahui keuntungan bertani meski hanya di halaman rumah," pungkasnya.