Senin, 08 Juni 2020 Reporter: Rezki Apriliya Iskandar Editor: Toni Riyanto 4059
(Foto: doc)
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan sejumlah langkah antisipatif terhadap dampak diberlakukannya PSBB masa transisi di tengah masyarakat. Salah satunya, dengan membangun jaring pengaman sosial berupa pemberian bantuan sosial (bansos) kepada warga dari semua kalangan, termasuk jemaah rumah ibadah.
Pada kesempatan kali ini, bansos diberikan kepada umat Katolik DKI Jakarta melalui Vox Point Indonesia dan Komisi Pelayanan Sosial Ekonomi Keuskupan Agung Jakarta (PSE-KAJ). Sebanyak 899 jemaah mendapatkan bansos berupa beras seberat 25 kg/jemaah.
Penyerahan bansos secara simbolis dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan kepada perwakilan Jemaah Gereja Katolik Keuskupan Agung Jakarta, di Balai Kota Jakarta, pada Senin (8/6). Penyaluran bansos ini sebagai bentuk kepedulian Pemprov DKI Jakarta terhadap kehidupan umat beragama yang menjadi bagian tak terpisahkan dalam penanganan COVID-19 di DKI Jakarta, sekaligus memenuhi kebutuhan dasar masyarakat kurang mampu di tengah pandemi COVID-19.
"Adanya peristiwa seperti ini mengingatkan kita bahwa musuh kita sangat kecil. Kalau ketemu tsunami kan besar ya, kalau ketemu virus itu musuh ukuran mikro. Artinya barangnya tidak kelihatan, tapi betapa hempasan dampaknya itu luar biasa dan umat manusia harus bersatu. Saya rasa seluruh dunia merasakan itu dan mudah-mudahan kerja sama ini bisa kita jaga terus dengan spirit yang sama bahwa sesama anak bangsa ikut untuk memastikan adanya perasaan keadilan, dan itu pada akhirnya bisa membuat Pancasila itu nyata," ujar Anies, dikutip dari siaran pers PPID Provinsi DKI Jakarta.
Anies menyebut bangsa Indonesia sudah berulang kali diuji dengan pengalaman perang maupun krisis ekonomi dan mampu bangkit melewati masa penuh tantangan tersebut. Namun, pandemi COVID-19 menyadarkan adanya ketimpangan yang masih menjadi masalah di DKI Jakarta.
"Ketika perekonomian terhenti, di Jakarta ada 3,6 juta keluarga dan yang membutuhkan bantuan kebutuhan pokok itu jumlahnya 2,4 juta KK. Ini sebuah peringatan bagi kami bahwa dalam kondisi tidak ada income dua bulan saja, 2,4 juta KK tidak bisa memenuhi kebutuhannya dan artinya mereka tidak punya tabungan," terangnya.
Anies menjelaskan, sebelumya jumlah KK prasejahtera yang terdata penerima bantuan sosial sekitar 1,2 juta KK. Data tersebut kemudian dilakukan pembaruan seiring dengan krisis ekonomi yang menimpa kelompok rentan di DKI Jakarta
"Begitu ekonomi terhenti, langsung hilang daya belinya. Berarti selama ini memang dari hari ke hari, belum sampai dari bulan ke bulan, apalagi tahun ke tahun. Ini peristiwa adalah wake up call bagi kami untuk secara serius Republik ini mengurusi ketimpangan. Bagaimana itu tidak ada kegiatan, 2/3 dari kegiatan tidak bisa memenuhi kebutuhan dasarnya," ungkapnya.
Anies menyampaikan terima kasih atas kolaborasi Pemprov DKI Jakarta dengan Vox Point Indonesia dan Komisi Pelayanan Sosial Ekonomi Keuskupan Agung Jakarta (PSE-KAJ) sehingga penyaluran bansos bisa tepat sasaran kepada masyarakat yang membutuhkan
"Kami ingin sampaikan juga terima kasih Vox Point Indonesia dan PSE-KAJ yang memilih untuk turun tangan langsung. Dan turun tangan itu artinya merasa memiliki atas masalah. Karena masalahnya itu dirasanya dimiliki, maka kita turun tangan. Dan sampaikan kepada anak-anak dan keluarga untuk jaga semangat. Masa-masa sulit itu ketika dijalani begitu berat, tapi insyaAllah nanti jadi cerita yang banyak hikmahnya di kemudian hari. Terutama pada anak-anak, sehingga bisa melewati masa ini dengan baik, sehat, dan menjadi generasi yang lebih baik dari generasi kita," tandasnya.
Adapun mekanisme penyaluran bansos beras bagi Jemaah Gereja Katolik Keuskupan Agung Jakarta akan dilakukan hari ini di 2 lokasi, yakni;
1. Paroki Cilincing di Gereja Salib Suci Jl. Tugu Raya No. 12 Tugu Utara, sebanyak 441 kantong beras
2. Paroki Tanjung Priok di Gereja Katolik Jl. Melati No.1 RT 001/012, sebanyak 458 kantong beras