Jumat, 15 Mei 2020 Reporter: Wuri Setyaningsih Editor: Erikyanri Maulana 3483
(Foto: doc)
Pertumbuhan ekonomi Jakarta pada Triwulan I 2020 masih cukup kuat meski mengalami perlambatan. Perekonomian Ibukota
pada triwulan ini tercatat tumbuh sebesar 5,06% (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 5,96% (yoy), sebagai dampak dari pandemi COVID-19.Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Hamid Ponco Wibowo mengungkapkan, perkembangan ekonomi di Jakarta lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi di tingkat nasional yang tumbuh sebesar 2,97% (yoy), melambat dari triwulan sebelumnya sebesar 4,97% (yoy).
"Pertumbuhan ekonomi ditopang oleh meningkatnya ekspor total dan konsumsi pemerintah," ujar Hamid dalam keterangannya, Jumat (15/5).
Konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) mengalami kontraksi sebesar -5,44% (yoy) karena terbatasnya aktivitas LNPRT pasca-pelaksanaan Pemilu 2019.
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga masih cukup kuat, sebesar 4,93% (yoy), meski melambat sebagai dampak berkurangnya konsumsi masyarakat akibat pandemi Covid-19. Kebijakan Work/School From Home (W/SFH) dan Physical Distancing mendorong penurunan pengeluaran masyarakat terutama untuk rekreasi dan transportasi.
Perlambatan konsumsi rumah tangga lebih lanjut tertahan dengan meningkatnya konsumsi akan produk makanan dan minuman, kesehatan serta telekomunikasi. PMTB juga tumbuh melambat sebesar 1,64% (yoy) seiring dengan kontraksi pada investasi non bangunan ditengah ketidakpastian COVID-19.
Perlambatan ekonomi juga didorong oleh meningkatnya pertumbuhan impor total sebesar 4,93% (yoy), seiring dengan peningkatan impor antar daerah.
Perlambatan ekonomi lebih lanjut tertahan oleh peningkatan ekspor total dan konsumsi pemerintah. Ekspor total tercatat tumbuh meningkat sebesar 9,75% (yoy), setelah mengalami kontraksi pada triwulan sebelumnya.
Kenaikan ekspor terutama terjadi pada ekspor barang dan jasa ke luar DKI Jakarta untuk jasa perbankan, jasa kesehatan serta produk makanan jadi dan farmasi. Konsumsi pemerintah juga tumbuh meningkat sebesar 2,27% (yoy), setelah triwulan sebelumnya mengalami kontraksi yang cukup dalam (-30,70%, yoy), baik bersumber dari belanja Kementerian/Lembaga di Jakarta maupun dari belanja APBD.
Dari lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh kenaikan kinerja di sektor jasa. Dua lapangan usaha (LU) utama, yakni LU perdagangan dan LU konstruksi tumbuh melambat, sementara LU utama lainnya, yakni LU industri pengolahan mengalami kontraksi.
LU perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor tumbuh melambat sebesar 2,02% (yoy) sejalan dengan melambatnya kinerja konsumsi rumah tangga.
Sementara itu LU konstruksi mengalami perlambatan menjadi 2,41% (yoy) sejalan dengan kinerja investasi yang masih tertahan. LU industri pengolahan terkontraksi sebesar -1,47% (yoy) yang terjadi pada hampir seluruh kelompok industri kecuali industri makanan dan minuman serta farmasi.
Beberapa LU lainnya mampu mencapai kinerja yang baik sehingga memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2020. LU jasa keuangan tumbuh meningkat sebesar 15,84% (yoy) karena meningkatnya aktivitas transaksi keuangan terutama pada perbankan. LU informasi dan komunikasi juga tumbuh meningkat sebesar 9,16% (yoy), sejalan dengan peningkatan penggunaan internet untuk mendukung kegiatan W/SFH.
"Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta akan terus memonitor berbagai perkembangan baik di tingkat regional, nasional, maupun eksternal, sekaligus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mendorong pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta," tandasnya.