Senin, 11 Mei 2020 Reporter: Rudi Hermawan Editor: Erikyanri Maulana 3042
(Foto: Rudi Hermawan)
Pegiat urban farming atau pertanian perkotaan di Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat memanen 12 kilogram bayam dari dua lokasi berbeda yakni Kelurahan Meruya Selatan dan Kembangan Utara.
Sulistiawati, salah satu pegiat urban farming di Kelurahan Meruya Selatan mengatakan, ia bersama empat rekannya telah mempraktikan urban farming sejak Desember 2019, setelah mendapatkan pelatihan dan sarana tanam dari Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (Sudin KPKP) Jakarta Barat.
"Ini panen yang keempat dan berhasil memanen tujuh kilogram bayam. Selanjutnya bayam dijual kepada warga," ujar Sulistiawati, Senin (11/5).
Menurutnya, hasil penjualan tersebut digunakan kembali untuk membeli bibit dan nutrisi. Dirinya lebih sering menanam kangkung dan bayam, sebab lebih mudah dan bisa dipanen dalam waktu 21-22 hari. Tak hanya itu, hasilnyanya bagus dan sehat, sebab tidak menggunakan pestisida.
"Target kami panen ke-
10, bisa menambah media tanamnya. Saat ini baru bisa untuk 72 net pot," katanya.Kepala Sudin KPKP Jakarta Barat, Iwan Indriyanto mengatakan, selain di Meruya Selatan, panen bayam juga dilakukan oleh pegiat urban farming di Kelurahan Kembangan Utara, sebanyak lima kilogram.
Iwan berharap, masyarakat tetap semangat untuk budi daya tanaman hidroponik untuk memenuhi kebutuhan sayur mayur di tengah masyarakat. Terlebih, tanaman hidroponik dikenal dengan kualitas yang bagus dan sehat karena tidak menggunakan pestisida sehingga aman untuk dikonsumsi.
"Saya berharap tetap semangat dan dilanjutkan agar bisa memenuhi kebutuhan, minimal skala rumah tangga. Kami juga akan terus melakukan monitoring," tandasnya.