Sabtu, 14 Maret 2020 Reporter: TP Moan Simanjuntak Editor: Andry 2682
(Foto: TP Moan Simanjuntak)
Kegigihan Kiki Zaharudin (34) dalam menjaga eksistensi musik gambang gromong kepada masyarakat luas pantas ditiru.
Bersama Sanggar Sekojor Lima Kurung (SSLK) besutannya, pria yang akrab disapa Kimung ini berjuang keras melestarikan musik gambang kromong di tengah arus modernisasi.
"Kita latihan bergantian sebulan sekali di rumah setiap anggota sanggar. Ini kami lakukan untuk menjalin tali silaturahmi dan membangun rasa kekeluargaan," ujar Kimung, Sabtu (14/3).
Ia menyebutkan, total anggota yang selama ini aktif bergabung dengan sanggarnya berjumlah 15 orang. Di tengah keterbatasan alat, para anggotanya tetap semangat memainkan kesenian asli warisan dari leluhur ini.
"Kita bersyukur. Enam bulan lalu kita dapat bantuan alat musik tehyan, kecrek, gong, gambang, kromong dan gendang dari Sudin Kebudayaan Jakarta Barat," ungkapnya.
Menurut Kimung, sebelum memiliki alat yang lengkap, para anggota sanggarnya terpaksa harus menyewa alat dari luar. Kini, sanggar yang didirikan sejak 2011 lalu di Jalan Raya Joglo RT 02/01, Joglo, Kembangan, Jakarta Barat ini bisa memainkan gambang kromong dengan leluasa.
"Kita mau kenalkan kesenian musik gambang kromong agar semakin dikenal
masyarakat luas, khususnya anak-anak muda," katanya.Kimung menambahkan, selain kesenian gambang kromong, sanggar ini juga menggeluti kesenian asli Betawi lainnya seperti lenong, palang pintu, pencak silat hingga ondel-ondel.
"Ini semua kita lakukan sebagai bentuk kecintaan kita terhadap kesenian Betawi," tandasnya.