Jumat, 23 Januari 2015 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Agustian Anas 3724
(Foto: Yopie Oscar)
Rencana Pemprov DKI Jakarta melakukan normalisasi Sungai Ciliwung dipastikan akan berdampak pada rumah-rumah di sekitar pinggiran kali tersebut.
Berdasarkan hasil pendataan sementara, sebanyak 247 rumah yang tersebar di tiga RW di Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan akan dibebaskan karena terdampak proyek yang ditujukan untuk mengatasi banjir di ibu kota tersebut.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidajat mengatakan, pendataan terhadap warga yang terkena dampak normalisasi Kali Ciliwung masih terus berjalan. Berdasarkan data sementara, ada sebanyak 247 rumah di Bukit Duri yang pasti terkena normalisasi Ciliwung.
"Walikota masih terus melakukan pendataan, bisa saja nanti datanya bertambah," kata Djarot, saat blusukan ke Kelurahan Bukit Duri, Kamis (22/1) sore.
Dia berjanji akan mengembalikan lebar Sungai Ciliwung seperti sediakala. Sehingga banjir di lokasi tersebut bisa berkurang. Lebar Sungai Ciliwung di lokasi tersebut pernah mencapai 50 meter dengan kedalaman 20 meter. Namun karena ditempati oleh warga, lebar kali saat ini hanya sekitar 20 meter. Sehingga daerah tangkapan air berkurang yang menyebabkan banjir.
Lurah Bukit Duri, Mardi Youce, mengatakan, pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada warga terkait rencana normalisasi Sungai Ciliwung. Bahkan warga juga telah menunggu realisasi pekerjaan fisiknya. "Kita sudah sosialisasikan dan terus lakukan pendataan. Sebagian inventarisir sudah selesai, warga juga sudah menunggu karena merasa sudah bosan rumahnya selalu terendam banjir saat musim hujan," katanya.
Saat ini, kata Mardi, pendataan kepemilikan lahan sedang berlangsung juga di Badan Pertanahan Nasional (BPN). "Untuk kepemilikan lahan atau warga yang punya sertifikat masih didata juga oleh BPN. Kami juga belum tahu nantinya warga akan direlokasi ke mana," ujarnya.