Kamis, 14 November 2019 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Budhy Tristanto 1477
(Foto: Budhi Firmansyah Surapati)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian DKI Jakarta, Balitbang Kementerian Pertanian, serta Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP), melakukan monitoring dan evaluasi pertanian cabai di Rorotan, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.
Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta, Darjamuni mengatakan, pembinaan pertanian cabai di DKI Jakarta dilaksanakan di empat lokasi yakni, Rorotan, KBT Duren Sawit, Ulujami dan Bintaro. Ini bertujuan meningkatkan pendapatan petani dengan menanam produk bernilai tinggi di pasaran.
"Sebelumnya mereka bertani sayur mayur saja. Sejak Agustus lalu, mulai kita bina untuk beralih ke cabai," ujarnya, Kamis (14/11).
Dijelaskan Jaja, luas lahan pertanian yang dimanfaatkan bertani Jl Green Garden Kelurahan Rorotan, mencapai 22 hektare. Dari keselurun luasan itu ditargetkan satu hektare di antaranya untuk pertanian cabai.
Menurut Jaja, luasan lahan pertanian satu hektar ini diperkirakan bisa menanam 18 ribu pohon. Dalam satu musim tanam atau selama 21 hari mulai dari semai hingga panen, kebun diperkirakan mampu memproduksi sebanyak 12 ton cabai.
Sejak Agustus lalu, ungkap Jaja, kelompok tani binaan menanam dua varietas cabai, kitaro dan permata di lahan tersebut. Mereka menanam dengan sistem mulsa plasti menggunakan lima jenis pupuk.
"Hari ini, selain Rorotan kita akan sambangi tiga lokasi lain. Kalau tidak cukup waktu akan disambung Senin," kata
nya.Peneliti BPTP DKI Jakarta, Ana Feronika menambahkan, dari hasil monitoring dan evaluasi, diketahui perlu ada peningkatan teknik menanam bibit, penyiapan irigasi dan media tanam.
"Irigasi harus disiapkan untuk penghujan. Media tanamnya, kadar keasaman tanah juga harus ditingkatkan," tandasnya.