Jumat, 08 November 2019 Reporter: Folmer Editor: Budhy Tristanto 3392
(Foto: Folmer)
Berawal dari hobi mengolah ikan bandeng sebagai lauk dalam hidangan keluarga, Siti Rohyati, akhirnya sukses merintis usaha kuliner dengan mengusung produk Bandeng Presto Melati.
Bandeng presto adalah olahan makanan tradisional dari Semarang. Proses pembuatan bandeng presto dengan cara memasak menggunakan uap air bertekanan tinggi sehingga menghasilkan daging yang empuk dan duri yang lunak.
Selain untuk konsumsi keluarga, ungkap Yati, dia membuat bandeng presto jika ada pesanan dari tetangga yang hendak menggelar hajatan.
Seiring perjalanan waktu, produk olahan bandeng presto dari ibu empat anak ini pun mendapat respons positif dari masyarakat. Akhirnya, Yati pun berani mengembangkan hobinya itu menjadi ladang bisnis.
Perempuan yang tinggal di Jalan Kedoya Raya Bhineka I, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, akhirnya ikut program Pengembangan Kewirausahaan Terpadu (PKT) yang digelar Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Barat.
"Awalnya saya sekadar menerima orderan dari tetangga yang hendak hajatan. Setelah ikut program PKT, usaha penjualan produk makanan Bandeng Presto terus berkembang," ujar Yati, Jumat (8/11).
Selama mengikuti program PKT, Rohyati mengaku banyak menerima ilmu tentang cara mengolah makanan kuliner bandeng presto dengan citra rasa hotel berbintang.
"Saya ikuti seluruh tahapan mulai cara mengolah, mengemas, hingga teknik pemasaran online," ungkap perempuan berusia 64 tahun ini.
Ia bersyukur, kini usaha kuliner yang digelutinya makin berkembang dan banyak dikenal masyarakat.
"Saat ini, saya mampu menjual sekitar 600 kuintal produk bandeng presto yang dipesan konsumen dalam sebulan," tand
asnya.