Kamis, 11 Desember 2014 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Dunih 5322
(Foto: doc)
Kasus kebakaran yang disebabkan oleh korsleting listrik masih mendominasi di Jakarta Utara. Tercatat, sejak Januari hingga awal Desember 2014, sebanyak 169 kali kebakaran terjadi di wilayah Jakarta Utara. Dari jumlah tersebut, 92 kasus karena korsleting listrik.
Selanjutnya disusul 27 kali akibat kompor, 17 kali akibat rokok dan 34 kali karena penyebab lain. Kebakaran tersebut juga menimbulkan 6 korban tewas yakni, satu orang petugas tewas di Tol Wiyoto Wiyono, Penjaringan, Sabtu (28/6), satu orang tewas di sebuah warung Jl Indokarya, Papanggo Jumat (25/7), dua orang tewas saat terjadi ledakan di Kawasan Berikat Nusantara Cilincing Kamis (25/9), satu orang bocah tewas saat terjadi kebakaran di Sukapura Sabtu (8/11) dan satu orang kakek tewas pada Senin (10/11). Itu belum termasuk kerugian material yang ditimbulkan senilai Rp 78.906.500.
Kepala Seksi Operasional (Kasiop) Sudin Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar dan PB) Jakarta Utara, Muchtar Zakaria, mengakui sejak tiga tahun terakhir, penyebab kebakaran di Jakarta Utara banyak disebabkan karena korsleting listrik. "Selama 3 tahun ini dari 526 kasus kebakaran, sebanyak 334 diakibatkan oleh korsleting listrik," ujarnya, Kamis (11/12).
Terkait hal itu, Plt Walikota Jakarta Utara, Tri Kurniadi, meminta agar Perusahaan Listrik Negara (PLN) melakukan penertiban sambungan listrik ilegal. Ia menduga banyak di antara warga yang menggunakan kabel listrik tidak sesuai tegangannya hingga memicu korsleting listrik yang berujung kebakaran.
"Banyak pencurian dan penyalahgunaan listrik terjadi di pemukiman padat," tandasnya.